Mohon tunggu...
Indra Afriza
Indra Afriza Mohon Tunggu... wiraswasta -

penyair dari harapan yang lama hilang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belum Bisa Berlabuh

14 Agustus 2012   14:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Bada Isya. Jalanan dibasahi rinai hujan. Di bawah jembatan layang malam itu, Tini memandangi Udo dengan pandangan merajam, dia menanti jawaban atas pertanyaan yang seringkali diajukannya.


"Gimana, Do? Aku nunggu jawaban kamu!"


Udo hanya bisa menunduk lesu. Masih begitu banyak tempat dan perjalanan yang ingin dia tempuh. Meski dia tidak ingin menolak keinginan Tini yang tulus, tapi dia juga belum siap untuk menjalani sepenuhnya. Duh, aspal Cileungsi, jawaban apa yang mesti diberikan?


Tini tahu sudah, dengan mata basah dia berlari mengejar angkot. Pulang. Dia meninggalkan Udo yang masih melongo sendirian. Selamat tinggal janur kuning!


Udo sadar bahwa ini adalah resiko dari pilihan yang diambilnya sebagai seorang pengembara. Namun tetap saja dia tersiksa oleh nyanyi sunyi yang pedih dalam hatinya. Gerimis sudah mereda. Udara dingin hadir menusuk sampai ke tulang.


*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun