Mohon tunggu...
Indra Afriza
Indra Afriza Mohon Tunggu... wiraswasta -

penyair dari harapan yang lama hilang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belum Bisa Berlabuh

14 Agustus 2012   14:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Kondisi yang melatarbelakangi keputusannya itu yang membuatku sedih."

"Aku enggak ngerti"

"Ya enggak usah dimengerti, mending disyukuri aja."

"Apanya yang disyukuri?"

"Lha? Kan jadinya aku bisa ketemu sama kamu, ya toh?"

"Ih, Udo."

"Ah, Tini."


Tini mencubit lengan Udo dengan gemas. Udo balas mencubit dengan sama gemasnya. Akhirnya mereka saling mencubit, sampai tangan mereka berdua jadi merah-merah semua. Itulah ganjaran untuk siapa saja yang suka main cubit-cubitan.


****


Ada satu ikrar yang belum siap terucapkan oleh Udo. Ikrar yang juga ditakuti oleh semua pengembara muda di seluruh dunia. Ikrar untuk berlabuh di satu tempat saja. Ijab kobul. Dia tidak tahu bahwa ketidaksiapannya itu akan mengantarkan pada sebuah perpisahan.


****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun