"Kondisi yang melatarbelakangi keputusannya itu yang membuatku sedih."
"Aku enggak ngerti"
"Ya enggak usah dimengerti, mending disyukuri aja."
"Apanya yang disyukuri?"
"Lha? Kan jadinya aku bisa ketemu sama kamu, ya toh?"
"Ih, Udo."
"Ah, Tini."
Tini mencubit lengan Udo dengan gemas. Udo balas mencubit dengan sama gemasnya. Akhirnya mereka saling mencubit, sampai tangan mereka berdua jadi merah-merah semua. Itulah ganjaran untuk siapa saja yang suka main cubit-cubitan.
****
Ada satu ikrar yang belum siap terucapkan oleh Udo. Ikrar yang juga ditakuti oleh semua pengembara muda di seluruh dunia. Ikrar untuk berlabuh di satu tempat saja. Ijab kobul. Dia tidak tahu bahwa ketidaksiapannya itu akan mengantarkan pada sebuah perpisahan.
****