Mohon tunggu...
Yusuf Maulana
Yusuf Maulana Mohon Tunggu... Freelancer - Yusuf Maulana Al Ghoni

Seorang laki-laki biasa yang mengimplementasikan pengalaman hidup nya kedalam sebuah wadah untuk kisah tentang entitas tertentu Senang mempelajari banyak hal yang bermanfaat. Mahasiswa Teknik Logistik UPI Bandung Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "Bumi Manusia"

26 Agustus 2019   00:20 Diperbarui: 26 Agustus 2019   00:52 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sejak saat itu Herman Mellema berubah drastis menjadi pemabuk, ia selalu kerumah Bordil milik Babah Ah Tjong untuk mabuk dan bermain dengan pelacur-pelacur di sana, dan memiliki penyakit psikologis. Dr. Martinet adalah dokter penyelamat keluarganya, selain menangani Herman ia juga mengurus Annelies ketika jatuh sakit.

Setelah itu Minke di ajak Annelies untuk menyusuri perkebunan dan pertanian yang ada di rumah nya, di sana ada kejadian unik menurut saya, ketika Minke sedang membantu Annelies yang terjatuh akibat tersandung tangga tiba-tiba saja Minke mencium pipi Annelies, tetapi itu justru membuat Annelies seperti ketakutan dan berlari kembali ke rumah nya, Minke pun terlihat kebingungan.

Saat makan malam Annelies mengganti baju Belanda nya menjadi adat Jawa hanya untuk Minke, lalu Ayah nya, Herman Mellema pulang dengan keadaan mabuk berat, dan tiba-tiba menghina Minke sontak Nyai Ontosoroh membentak nya dengan berkata 'Eropa gila sama dengan Pribumi gila' dan Annelies pun menjadi sedih. Saat Minke ingin pamit Nyai Ontosoroh bertanya kepada Minke benar atau tidak dia mencium anak nya, Annelies.

Lalu Nyai Ontosoroh memanggil Annelies lalu menyuruh Minke untuk mencium Annelies, Nyai Ontosoroh pun senang karena Minke lah yang mencium anak nya. Sesampainya di asrama, Minke terbayang-bayang dengan sosok Nyai Ontosoroh yang mengajarkan nya untuk bangga sebagai seorang Pribumi sedangkan ia malah terpengaruh oleh gaya hidup Eropa.               

 Keesokan nya, saat bersekolah ia pun merubah gaya busana nya dari Eropa menjadi Jawa, dan ia di undang lagi ke Wonokromo oleh Nyai Ontosoroh, sebelum Minke berangkat kesana, ia menemui teman nya, Jean Marais yang merupakan mantan tentara Belanda yang memiliki anak dari seorang Pribumi, Minke bercerita kalau ia di undang ke rumah Nyai Ontosoroh lagi, Minke merasa kalau diri nya di guna-guna karna selalu terbayang sosok Nyai Ontosoroh, lalu Jean Marais menasihati 'Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi perbuatan' yang merupakan kata-kata bijak dari Pramoedya Ananta Toer.

Minke pun berangkat ke Wonokromo du jemput Darsam, kusir andong Nyai Ontosoroh. Minke di minta untuk tinggal di Buitenzorg oleh Nyai Ontosoroh karena sejak kedatangan nya, Annelies menjadi senang, di rumah nya Minke di panggil Sinyo oleh Nyai Ontosoroh, Sinyo adalah panggilan untuk tuan muda dalam Bahasa Belanda. 

Robert Surhorf yang sudah lama mengincar Annelies Mellema menjadi sangat tidak suka dengan Minke, Ia akan melakukan segala cara untuk memisahkan mereka apalagi surhorf sudah berteman lama dengan Robert Mellema. Minke diam-diam dilaporkan ke polisi oleh Robert dengan tuduhan pemalsuan surat ijin yang membuat nya harus pergi ke Soerabajaa. Nyai Ontosoroh meminta Robert Mellema untuk mencari informasi tentang Minke selama di Soerabajaa tetapi di tolak mentah-mentah sampai membuat Nyai menangis dan mengusirnya.                                                                        

Di Soerabajaa Minke di panggil untuk bertemu dengan ayah nya yang menjabat sebagai Bupati, saat hendak memasuki rumah, Minke di suruh jalan Ndodok atau jongkok yang merupakan adat setempat untuk menghormati yang lebih tua. Bukannya mendapat sambutan yang ramah dari ayahnya melainkan pecutan yang di terimanya, Ayahnya sangat marah dengan Minke karena dianggap tidak fokus sekolah melainkan bermain dengan seorang Nyai, apalagi Ayahnya ingin Minke meneruskan jabatannya menjadi Bupati.

Lalu ia juga bertengkar dengan abangnya Minke juga mengetahui pemikiran Minke yang seperti orang Eropa lewat buku catatan nya dan di pisahkan oleh Ibunya. Ibunya sedih karena selama Minke di asrama, surat ya jarang di balas dan mengetahui Minke terkagum-kagum dengan Eropa sampai melupakan adat istadat sejak ia lahir dan bertanya-tanya apakah Minke adalah orang yang di sebut sebagai Priyayi, sebutan untuk Jawa Elit, Minke pun meminta maaf dan mengatakan kalau ia sesungguhnya hanya ingin menjadi manusia yang bebas.                                                            

 Pada malam hari, Minke diminta oleh ayahnya untuk menerjemahkan pidatonya kedalah Bahasa Belanda saat perjamuan makan malam dengan orang-orang Belanda, saat menerjemahkan pidato ayahnya, Minke merangkai sendiri pidatonya dengan Bahasa Belanda dengan kalimat yang menaikan derajat seorang Pribumi, pidato Minke tersebut pun membuat orang Belanda yang menghadiri acara tersebut terkagum-kagum.

Sebelum Minke kembali dari rumahnya, Ayahnya berpesan kepada Minke agar tidak lagi bermain dengan Nyai dan fokus sekolah. Sementara itu, Annelies sangat mengkhawatirkan Minke sejak ia di bawa ke Soerabajaa karna tak kunjung datang kerumah nya sampai jatuh sakit, dan Dr. Martinet pun datang untuk memeriksa kondisi Annelies, saat Dr. Martinet memegang tangan Annelies, Annelies menolak nya, Lalu tiba-tiba Minke datang kerumah dan menghampiri Annelies yang sedang berbaring di kasurnya, saat memegang tangan Annelies tangan Minke di genggam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun