Namun ibarat keping mata uang, sawit juga memiliki sisi lain yang bertolak belakang.
Pesatnya pertumbuhan sawit disusul juga dengan pesatnya kehancuran ekosistem. Dalam laporan World Wide Fund for Nature (WWF), alih fungsi hutan untuk sawit telah menyebabkan hilangnya habitat asli untuk beberapa hewan, seperti orang utan, gajah kalimantan dan badak sumatera.
Belum lagi sumbangan gas berbahaya akibat pembakaran lahan, potensi penyakit pernapasan, hilangnya hak warga atas tanah adat, serta ekploitasi pekerja dan kasus kekerasan seksual, seolah menambah deret cerita pilu yang diakibatkan oleh sawit.
Lantas, apakah keberadaan sawit dibutuhkan, atau justru disayangkan?
Hanya kamu yang bisa menjawabnya.
Salam,
Tutut Setyorinie, 29 November 2020.
--
Sumber:
1. Sekilas Perjalanan Sawit di Indonesia | gapki.id
2. Perkembangan Mutakhir Minyak Sawit di Indonesia | gapki.id
3. Which Countries Produce The Most Palm Oil | www.forbes.com
4. Buku Statistik Kelapa Sawit (Palm Oil) 2018-2020 | ditjenbun.pertanian.go.id
5. Metalik Stearat dari Sawit untuk Industri Kosmetik | infosawit.com
6. Perlu Tahu, 6 Produk Turunan Kelapa Sawit yang Kita Pakai Tiap Hari | idntimes.com
7. Rape, abuses in Palm Oil fields linked to top beauty brands | apnews.com
8. 8 things to know about palm oil | wwf.org.uk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H