Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Hal Yang Luput Dari Pandangan

20 Juni 2017   15:04 Diperbarui: 4 Juli 2017   14:32 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu menit, dua menit berlalu, gadis di hadapanmu tak kunjung menerima ataupun menjawab pertanyaanmu. Wajahnya masih tampak takut, sedangkan kau berusaha keras untuk tetap tersenyum.

Hujan reda. Seseorang dikejauhan tampak mendekati pohon kecapi—tempat dimana kau dan dia tengah menepi. Namun bukan menghampirimu, orang itu justru menghampirinya—gadis pujaanmu yang masih tak kau ketahui namanya.

Ia seorang pria, dengan tubuh kekar dan rambut lebat seperti bintang iklan shampo anti-dandruff. Jalannya tegak dan hidungnya bagai perosotan di taman kanak-kanak. Tanpa seizinmu, ia mengambil gadis pujaanmu dan merengkuhnya supaya muat beratap dalam satu payung.

Banyak hal dalam hidup ini yang luput dari pandanganmu. Semisal, mengapa kau tak kunjung mengetahui nama gadis pujaanmu, mengapa kau selalu gemetar bila ingin menyapanya, dan mengapa ia tak pernah tersenyum ketika kau berpapasan dengannya.

Alasannya ternyata sederhana, yaitu supaya hatimu tak terlalu hancur ketika mengetahui bahwa ia telah memiliki seorang kekasih yang sempurna. Supaya kau tak terlalu berat untuk melupakannya. Supaya senyummu masih bertengger di tempatnya, ketika hujan berhenti dan pelangi muncul dengan tujuh warna.

“Err, rr, hai…” ucap seseorang dengan gemetar.

Banyak hal dalam hidup ini yang luput dari pandanganmu, termasuk kasir cantik yang diam-diam tersenyum ketika kau membeli selusin sampo anti-dandruff.

TS, 20 Juni 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun