Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Balada Churros

26 Agustus 2016   18:48 Diperbarui: 27 Agustus 2016   01:07 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tapi bukti-bukti yang kami teliti mengerucut ke pelayan itu, Tuan Putri. Dan berdasarkan kesaksian beberapa pelayan di dapur, bahwa Arnold lah yang merancang kue-kue churros itu sendirian. Jadi dia punya banyak waktu untuk menabur racun tanpa dilihat orang.”

“Tapi kenapa hanya Ferdinand yang mati kalau begitu? Mengapa aku tidak ikut mati?” bantah Tuan Putri lagi. Mukanya sudah merah karena menahan amarah.

“Karena churros yang dimakan tuan Raja berada di piring yang berbeda dengan Tuan Putri.”

“Aku tak akan setuju kalau kalian memenggal kepala Arnold hanya gara-gara ini.”

Tapi ucapan Tuan Putri Gloria tak pernah didengar. Malam itu juga kepala Arnold—si pelayan dipenggal untuk dipersembahkan di atas makam Raja Ferdinand. Dan kerajaan mendadak sepi. Gloria semakin tak tahu apa yang harus dirasakannya saat ini. Dilihatnya sisa kue churros yang telah dimakan Ferdinand tergeletak manja di atas mejanya.

Dengan sekali lahap Gloria berusaha menelan semua potongan kue churros yang tersisa di piring itu. Ia sempat melihat sejenak pemandangan di luar kastil yang semuanya hampir tertutup salju. Ranting-ranting yang gundul. Camar-camar yang bernyanyi. Lalu semuanya kemudian menjadi gelap dan sepi.

Dan keesokan harinya kabar kematian baru kembali tersebar ke seluruh pelosok negeri.

“Tuan Putri Gloria bunuh diri dengan kue churros yang telah diracuni.”

26Agustus2016

*churros : donat spanyol
*sangria : minuman khas spanyol yang terbuat dari jus anggur, jeruk dan perasan lemon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun