Upacara pernikahan akan berlangsung sebentar lagi. Raja Ferdinand dan Ratu Gloria sudah siap di tempat masing-masing dengan setelan termewah yang bisa membuat siapapun terpana melihatnya.
Tak satupun orang yang melihat guratan kepedihan di wajah Tuan Putri. Mereka terlalu sibuk terpukau sampai perjanjian pernikahan selesai dibacakan. Lalu Tuan Raja Ferdinand mengecup kening Putri Gloria lembut—yang membuat seisi kastil dibanjiri sorakan serta tepuk tangan yang meriah.
Dan kini saatnya yang paling dinantikan semua orang, yaitu tradisi suap-suapan antara Tuan Raja dan Tuan Putri.
Raja Ferdinand menyuapichurros ke mulut Putri Gloria. Begitupun juga dengan Putri Gloria yang menyuapi churros tapi dari piring yang berbeda. Semula semuanya tampak biasa saja hingga beberapa detik kemudian ketika Raja Ferdinand mulai kejang-kejang dan mengeluarkan busa putih dari mulutnya.
Semua orang tampak panik dan kebingungan. Raja Ferdinand langsung dikelilingi beberapa orang berbaju putih—yang tampak seperti dokter. Tapi naas, wajah raja Ferdinand mulai berubah pucat dan kulitnya mulai sedingin salju. Dan semua orang cukup tahu dan mengerti, bahwa raja mereka telah mati.
--
Kabar kematian Raja Ferdinand telah tersebar ke seluruh penjuru negeri. Ada yang bersedih tapi banyak pula yang mensyukuri. Sementara itu Tuan Putri Gloria terpekur sendirian di kamarnya. Tidak gembira dan tidak juga bersedih. Lebih tepatnya ia tak tahu apa yang mesti dirasakannya saat ini.
Penyelidikan tentang kematian Raja Ferdinand telah dilakukan berhari-hari. Dan menghasilkan kesimpulan bahwa raja mereka mati akibat racun yang dimasuki ke dalam churros saat prosesi suap-menyuap dengan Tuan Putri.
Semua bukti itu merajuk kepada seorang pelayan kastil yang bertugas membawa makanan pada pesta itu. Ia adalah…
“Arnold!” sahut Tuan Putri ketika mendengar kesaksian salah satu penyelidik.
“Tak mungkin Arnold. Aku kenal dia. Ia tak mungkin meracuni Ferdinand,” sanggah Tuan Putri.