“Tapi bukti-bukti yang kami teliti mengerucut ke pelayan itu, Tuan Putri. Dan berdasarkan kesaksian beberapa pelayan di dapur, bahwa Arnold lah yang merancang kue-kue churros itu sendirian. Jadi dia punya banyak waktu untuk menabur racun tanpa dilihat orang.”
“Tapi kenapa hanya Ferdinand yang mati kalau begitu? Mengapa aku tidak ikut mati?” bantah Tuan Putri lagi. Mukanya sudah merah karena menahan amarah.
“Karena churros yang dimakan tuan Raja berada di piring yang berbeda dengan Tuan Putri.”
“Aku tak akan setuju kalau kalian memenggal kepala Arnold hanya gara-gara ini.”
Tapi ucapan Tuan Putri Gloria tak pernah didengar. Malam itu juga kepala Arnold—si pelayan dipenggal untuk dipersembahkan di atas makam Raja Ferdinand. Dan kerajaan mendadak sepi. Gloria semakin tak tahu apa yang harus dirasakannya saat ini. Dilihatnya sisa kue churros yang telah dimakan Ferdinand tergeletak manja di atas mejanya.
Dengan sekali lahap Gloria berusaha menelan semua potongan kue churros yang tersisa di piring itu. Ia sempat melihat sejenak pemandangan di luar kastil yang semuanya hampir tertutup salju. Ranting-ranting yang gundul. Camar-camar yang bernyanyi. Lalu semuanya kemudian menjadi gelap dan sepi.
Dan keesokan harinya kabar kematian baru kembali tersebar ke seluruh pelosok negeri.
“Tuan Putri Gloria bunuh diri dengan kue churros yang telah diracuni.”
26Agustus2016
*churros : donat spanyol
*sangria : minuman khas spanyol yang terbuat dari jus anggur, jeruk dan perasan lemon
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H