Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis dalam Kereta

6 Juli 2016   11:40 Diperbarui: 6 Juli 2016   11:57 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cendana tak mengerti mengapa petugas masih mematung di hadapannya, ia memutuskan untuk turun, namun petugas itu malah menarik tangannya sambil berkata, “Tunggu.”

Sang petugas berseragam biru lengkap dengan topi putih berlambang walka itu lalu mengeluarkan secarik amplop mungil yang dihias tanda cinta di bagian ujungnya. Ia juga menyelipkan setangkai mawar merah. Mawar kesukaan Cendana.

Cendana terlalu kaget untuk bereaksi. Selama beberapa detik pandangannya menancap pada amplop dan mawar merah itu. Lalu pandangannya bergulir ke atas. Ke arah sang pemberi. Lelaki itu mengangguk. Beberapa penumpang kereta yang belum turun memilih menyaksikan kejadian itu dengan seksama. Cendana mulai merasakan pandangan mereka yang tertuju padanya dengan sangat serius. Keretapun seakan mendukung suasana kala ini dengan berhenti sedikit lebih lama di Stasiun Duri. Alam membiarkan semuanya selesai sekarang juga.

Cendana berusaha mengalihkan pandangan orang-orang selain untuk tertuju padanya. Tetapi ia tahu usahanya akan gagal. Pandangan mereka tak akan berhenti sampai dirinya mengambil sebuah keputusan. Menerima. Atau menolak pemberian itu.

Dengan menarik napas dalam, akhirnya gadis itu memutuskan untuk menerima. Ia meraih surat mungil dan mawar itu dengan gemetar pelan.

Cendana tersenyum. Kereta begitu banyak menyimpan rahasia tentang dirinya. Rahasia amarahnya. Rahasia bangganya. Rahasia pedihnya. Rahasia kecewanya.

Dan kini, mungkinkah kereta juga akan menyimpan rahasia cintanya.

-selesai-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun