Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menimbang-nimbang Sharenting dan Ilusi Kebahagiaan Ortu Kekinian

29 Januari 2025   11:09 Diperbarui: 29 Januari 2025   19:45 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: shutterstock.com

Makanya, ketika digitalisme pencitraan menyusupkan diri lewat teknologi sosial media, saya seolah-olah memiliki mekanisme defensif sendiri. Dalam semesta semacam ini, sharenting seketika tampak aneh tanpa harus banyak melakukan justifikasi.

Sekali lagi, bukankah menjadi orang dewasa yang patut atau patut sebagai orang dewasa, dalam ketetapan dunia yang terlanjur distandardisasi maupun dalam ketetapan yang kita anut sebagai penolakan terhadap yang terstandardisasi, adalah semesta rumit, naik turun, dan melelahkan? 

Jadi, secara subyektif, perkara sharenting ini pertama-tama bukanlah dampaknya pada anak, pada mekanisme algoritma, atau pada manipulasi Big Data--tentu saja, dampak-dampak semacam ini selalu penting ditakar. Pertanyaan saya lebih berat kepada drama diri sebagai orangtua yang patut di era yang kesulitan rayuan hasrat seperti sekarang ini.

Sharenting seolah-olah keinginan menunjukan hidup bahagia orangtua kekinian kepada khalayak asing, melalui serentetan kenangan manis yang terabadikan oleh pengarsipan digitalisme. 

Tapi kita juga diberitahu di tengah perayaan sharenting, dalam banyak situasi, kebahagiaan yang macam begini bukan saja sensasional, ia juga sarat kepalsuan atau ilusi, bahkan bisa mencelakakan. 

Orang-orang dewasa memang tak selalu otomatis menjadi orangtua. Seumpama ia berpendidikan dan berkemakmuran sekalipun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun