Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerita-cerita yang Terpaksa Selesai

16 Desember 2024   22:21 Diperbarui: 18 Desember 2024   06:53 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka di sebuah subuh yang deras dengan hujan dan gelegar petir, mereka memberanikan diri kabur.

Menyeberangi jalanan yang mulai tergenang hingga tiba di sebuah selokan yang sangat deras. Salah satu dari mereka terperosok, hilang dibawa arus melewati selokan yang gelap. 

Dia berteriak ketakutan tapi suara gelombang yang membawa sampah plastik terlalu keras.

Salah satunya menjerit, tapi di subuh begini, siapa yang mendengar teriakan minta tolong. Jadi, ia berpikir untuk kembali ke kampungnya. Dia harus menyeberangi lagi jalanan yang makin penuh dengan air.

Tapi, terlambat. Seekor bebek melintas dan mematuk dirinya hingga remuk. Hanya maut.

Apakah Kamu Akan Bertahan Sesudah Mengetahui Ini?

Bahwa dalam hidup yang normal saja--setidaknya tampak normal--selalu saja ada masalah. Lalu kau mengajak untuk menciptakan abnormalitas hanya karena ingin memvalidasi apa yang ada di pikiranmu sebagai keinginan terlarangmu, yang sedemikian lama terpendam itu?

Kau mungkin cukup tabah memendam itu semua. Tapi tidak semua orang peduli dengan ketabahan semacam itu.

Ibu Negara

"Seseorang harus dipilih sebagai ibu negara."
"Tanpa cinta?"

"Ini lebih besar dari cinta, dari keluarga yang utuh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun