Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perkebunan Teh dan Hari-hari Sebelum Pemilu

9 Februari 2024   10:32 Diperbarui: 16 Februari 2024   06:47 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panorama pagi salah satu desa yang terletak di lembah Perkebunan Teh, Cianjur Selatan | Dok: S Aji

Di sekitar perkebunan teh, di antara udara dingin dan cahaya mentari pagi, ada kepulan asap putih yang bergerak lambat. Ia seperti menitipkan pesan tentang kenikmatan sederhana dari tungku yang berisi kayu terbakar. 

Serasa pagi yang merangkak lambat menjadi sempurna dengan kepulan asap yang semacam ini. Akan tetapi, imajinasi sosiologis kita sebaiknya diperluas.

Misalnya dengan pelukisan begini. 

Dari perjumpaan pagi, perkebunan teh, dan asap putih dari dapur, ia mengajak kita merenungkan wajah-wajah buruh perkebunan teh atau, mungkin, keluarga petani dengan jumlah anak yang lebih dari dua. Mereka adalah kumpulan wajah di mana negera tidak selalu bisa mendengar yang dikeluhkan sehari-hari.

Meeka ada di sini, bertahun-tahun, bahkan bergenerasi. Dari garis nasib ini, mereka mungkin tidak pernah memiliki mimpi yang lain. Tapi, mereka tetap pergi ke bilik suara di setipa musim pemilu tiba.

Post-Script. Perkebunan teh atau persawahanan atau tempat-tempat yang merawat kita dengan suasana pedesaan adalah ruang yang hidup dan aktif.

Sebab itu, ia selalu bisa menjadi arena dari persilangan banyak perkara. Entah sejarah, kekuasaan, nasib jelata atau kenangan-kenangan yang mengawetkan patah hati. Sejak dulu hingga era yang serba digital.

Tapi, setiap era bakalan menjadi sejarah kesengsaraan yang panjang jika kekuasaan tak sungguh melindungi jelata.  

***

Cianjur Selatan, sebelum perpisahan tahun 2023 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun