Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Apa yang Dicari PSI dari Kaesang Pangarep?

26 September 2023   12:11 Diperbarui: 27 September 2023   17:18 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara kalian, Bro dan Sis PSI yang budiman, kediktatoran macam apa yang kalian lawan sehingga cepat-cepat merapat jantung kekuasaan? 

Epos kepemudaan macam apa yang kalian ingin wariskan jika keberanian menciptakan alternatif terhadap politik yang membosankan ini kalian sembelih dengan bergotong-royong? Mohon maaf, kalian menggunakan mazhab apa ya?

Kalaupun Bro dan Sis PSI tidak lagi memiliki kepercayaan bahwa ideologi adalah perkara pokok dalam perjuangan politik, lantas "kesegaran" macam apa yang bisa ditandingkan kepada pengikut aliran lampau di partai-partai mapan dan keras kepala itu?

Saya memang tidak sungguh penasaran dengan jawabannya, sama tidak pedulinya dengan siklus pemilu, tapi itu tidak lantas berarti tidak boleh bertanya bukan?

Hanya rasa-rasanya, drama "mendadak ketua umum" ini marak sekali terjadi di daerah. Terutama ketika sebuah dinasti sedang dibentuk, sedang menuju sentralisasi baru, sang putra mahkota tiba-tiba saja menjadi figur penting. 

Mendadak terpilih sebagai ketua di organisasi apa saja yang bisa diketuainya. Hampir semua baliho yang berkibar-kibar di kota-kota utama daerah tersebut akan menjadi barang haram jika tidak memuat foto dirinya. 

Sosok anak muda ini dipaksa-paksa untuk terlihat patut, pantas, layak dan semua memiliki hak yang sama dalam politik, mengapa tidak boleh? Ngana ganu? Talang bom jo!

Kesimpulannya cuma satu. Jelas dan terang: Begitulah politik, peristiwanya tidak mengubah apa-apa, tapi tetap saja diberitakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun