Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Fleksibilitas Skema Ganda dalam Satu Argentina

14 Desember 2022   06:59 Diperbarui: 14 Desember 2022   08:55 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Argentina memenangkan laga semifinal  Piala Dunia Qatar Vs. Kroasia dengan meyakinkan| FotoL AFP/ADRIAN DENNIS via Kompas.com

Dan Scaloni memilih untuk tidak gegabah lagi. Ia menyegarkan lapangan tengah dengan memainkan Dybala--akhirnya tampil juga, ciee-- dan Palacios. Lalu ditutup dengan memainkan Correa dan Foyth. 

Argentina memang dikepung tapi tidak mengalami ancaman serius. Argentina melampaui ketegangan semifinal dengan cara yang meyakinkan. Tak ada lagi kontroversi.

DAMPAK. Demikianlah Argentina paska-Belanda yang kini lebih solid. Messi, dkk tegas membuktikan bahwa mereka adalah sebaik-baiknya wakil Amerika Latin yang berhak ada di partai pamungkas. Stadion Lusail dan hampir 90 ribu penonton adalah saksi di pinggir lapangan.

Argentina menunjukan jika mereka memiliki skema ganda dalam dirinya. Di satu momentum, ia menyerupai Spanyol, ketika mereka bermain dengan penguasaan bola yang dominan, namun bisa menyerupai Italia, dengan efektivitas serta serangan balik mematikan.

Protes-protes berbau konspirasi yang disemburkan beberapa pemain Portugal karena kecewa terhadap kepemimpinan wasit asal Argentina adalah omong kosong orang-orang kalah belaka. Seolah-olah itu pangkal masalah dibandingkan membicarakan mengapa mereka tak banyak berguna melawan Maroko. 

Seolah-olah Argentina tidak terluka dengan pengadil bernama Antonio Miguel Mateu Laoz. Whoscored mencatat jika wasit produk La Liga ini sudah mengeluarkan 23 kartu kuning dari tiga kali menjadi pengadil di di ajang Piala Dunia. Sebab itu masalahnya tidak di sini.

Melampaui semua drama-drama itu, kita bisa bersepakat bahwa Qatar 202 adalah panggung bagi Argentina yang semakin dekat dengan kematangan terbaiknya. 

Selaras dengan gerak "becoming" ini, Messi adalah sentralisme tanpa tanding. Bapak 35 tahun ini bukan cuma tidak pernah dicadangkan! Melengkapi ini, kita harus mengakui kepemimpinan Otamendi di baris belakang yang nyaris tanpa cacat. 

Serta Emiliano Martinez, kiper Aston Villa, yang semakin percaya diri dengan kesalahan yang makin minimalis. Saya memang sekadar menyebut tiga nama yang tak tergantikan sejauh ini. 

Afirmasi lain terhadap gerak positif ini adalah kematangan bakat-bakat muda Enzo Fernandez, Alexis Mac Allister serta Julian Alvarez. Mereka berhasil melakoni fungsi dengan konstruktif. Memaksa senior Di Maria, Papu Gomez dan Lautaro Martinez betah di bench.

Jadi, sekali lagi, tidak usah grasa-grusu bikin prediksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun