Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perkara-Perkara yang Membatalkanmu Meraih Status Perantau

3 Juli 2022   21:45 Diperbarui: 5 Juli 2022   08:22 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Merantau | pixabay

Kelima,  masih terhubung dengan perkara di bagian ketiga. Para perantau yang jempolan mesti menjadikan kota yang menjadi ruang rantaunya sebagai kampung halamannya yang lain. Sebab itu, sikap terbuka, kelenturan dan kemampuan adaptif akan menciptakan dosis tertentu dari perasaan betah, perasaan "at home".

Tanpa ini, momen liburan singkat ataupun panjang akan terasa seperti penantian yang tak berujung. Padahal sejatinya momen seperti itu adalah kesempatan untuk merangkul kembali kehangatan akan rumah, bukan untuk pulang dan tidak kemana-mana lagi.

Kau datang ke dunia ini tanpa selembar benang dan akan kembali dalam kesendirian. 

Maka, pesan ibu saya, kemana pun merantau jadikanlah tetanggamu sebagai saudaramu paling dekat. Sebab kepada merekalah saling menolong akan dikolaborasikan.

Keenam, sebab itu juga berusaha menjadikan dirimu sebagai perantau yang sehari-harinya mengalami perjumpaan dari kemajemukan suku-suku bangsa di Nusantara. Kurangi mencari-cari dalih karena mengobati kerinduan, kamu hanya betah berkumpul dengan sesama perantau yang sekampung. 

Beda perkaranya jika kamu merantau ke negeri yang asing, seperti Tiongkok atau Honduras. 

Sebab jika merantaumu di satu teritori bangsa yang sama hanya bertahan karena berkumpul dengan mereka yang datang dari kampungmu juga maka kamu telah membuang kesempatan menjadi manusia Indonesia. 

Kesempatan menjadi warga nasion yang tidak usah dikejar-kejar penataran sejenis P-4 demi membumikan Pancasila dan mencintai sesama anak bangsa. Kamu tidak memberi kesempatan negara memiliki dalih untuk mengisi kesadaranmu.

Ketujuh, berusahalah untuk jatuh cinta di tanah rantau walau kehadiranmu terasa singkat. Kepada apapun yang membuatmu dibekali panggilan akan hidup yang berguna bagi sesama tidak mesti dengan kembali ke kampung halaman.

Kepada alamnya, kepada sejarah dan budayanya, kepada kebaikan orang-orangnya. Atau kepada seseorang yang bersedia menjadi tempatmu berkeluh kesah semasa sekolah.

Saya pernah melihat jiwa dengan panggilan yang kuat seperti ini pernah ada pada para pensiunan guru di kota kecil Serui, Papua. Mereka datang dari tempat-tempat yang jauh demi mengajar di sekitaran tahun 1980-90an. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun