Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perkara-Perkara yang Membatalkanmu Meraih Status Perantau

3 Juli 2022   21:45 Diperbarui: 5 Juli 2022   08:22 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua,  di perantauan kamu akan mengalami banyak hal yang menguji daya juang kesendirianmu. Kecuali kamu sekolah di sistem asrama yang semuanya sudah disiapkan. 

Mulai dari perkara makan, pakaian bersih, kamar yang nyaman, teman-teman yang pengertian hingga keberterimaan dengan lingkungan budaya yang berbeda. Kecuali kamu hanya pergi ke kecamatan sebelah atau ibukota kabupaten yang hanya 4 jam dari rumahmu.

Karena itu kamu harus selalu menyiapkan dirimu sebagai pribadi yang terbuka pada hal-hal baru, selain berkembang sebagai sosok yang makin mandiri. Oh ya, saya belum menemukan perantau dengan mentalitas tertutup yang berhasil. 

Mungkin kamu membawa beberapa kebiasaan atau prinsip diri dari rumah, modalitas yang bisa relevan atau tidak di perantauan. 

Misalnya, jika kamu masih punya kebiasaan makan disuap ibu, kamu harus menyadari rasa kangen terhadap suapan itu bukan tema yang bagus dan instagramable!

Ketiga, sikap terbuka adalah satu perkara. Kamu juga mesti memperkuatnya dengan  kelenturan dan kemampuan adaptif. 

Tanah perantauan pada prinsipnya adalah ketika semua yang mula-mula outsider berkembang menjadi insider. Orang-orang datang untuk menjadi bagian dari hidup bersama yang baru, bukan untuk menjaga batas-batas asal-usul. Apalagi menjadi tuan-tuan baru yang merasa paling harus didahulukan. Kalau dalam pepatah Minang, "Lauik sati, rantau batuah".

Paling tidak itu mula-mula terlihat dari perubahan berangsur-angsur dari caramu berkomunikasi yang mengalami "lokalisasi".

Keempat, jika kamu adalah golongan yang pergi mencari ilmu, maka itu tidak bakal cukup dipenuhi dengan ritus kamar kost-sekolah pulang pergi-setiap hari-sepanjang tahun-hingga-pengumuman kelulusan. 

Ritus seperti ini mungkin sukses menuntunmu mendapat selembar ijazah, tapi tidak mendapat mantan, eh.

Saya masih percaya tanah rantau adalah tempat terbaik yang membantu menjadikan ilmu yang dipelajari lebih berkarakter. Ilmu yang terlibat dalam kesulitan-kesulitan khas perantau: pas harus fokus ujian semester, pas gak ada nasi di ricecooker.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun