Dzeko yang mati angin diganti Correa yang memiliki daya jelajah lebih baik. Lantas D'Ambrosio yang tak banyak memasok umpan ke pertahanan lawan diganti dengan Dimarco. Terakhir adalah menarik Darmian dan diganti dengan Dumfries.
Semua terjadi di menit 64. Maka lihatlah serupa apa dampak pembedanya?Â
Agresivitas Inter kembali ke level yang semestinya. Sedang Juventus makin terkurung dan tergulung-gulung kedalam gelombang air bah serangan.Â
Sejak detik ini, sejak Allegri (malah) memilih menularkan kepanikan. Sementara kita tahu, dalam gelombang serangan dan tekanan itu, insiden kecil di depan gawang Mattia Perin seperti sedang menunggu waktunya saja.Â
Masih jelas di ingatan kita pada dua laga kedua tim di musim yang ketat ini. Laga yang menegaskan rapuhnya lini belakang Nyonya Tua.
Pertama, adalah kesalahan yang dibuat Alex Sandro saat Suppercoppa Frecciarossa 2022. Kontrol bolanya yang tak sempurna berhasil dicuri Alexis Sanchez yang tinggal berhadapan dengan penjaga gawang.Â
Padahal Juve tengah unggul lebih dulu lewat gol McKennie sebelum De Sciglio menabrak Dzeko di dalam kotak 16 dan kesalahan Sandro. Inter akhirnya menang tipis 2:1.
Kedua, kekalahan tipis 0:1 di Allianz Stadium, sebulan lalu dalam perhelatan jadwal Serie A. Ketika itu Morata yang melakukan kesalahan dengan menginjak kaki Dumfries di dalam kotak 16. Penalti lagi sesudah digempur serangan kanan kiri.
Kali ini, Bonucci adalah tersangkanya. Martinez si kreator. Calhanoglu (lagi-lagi) sang eksekutor. Ketika menit pertandingan tengah memasuki waktu kritis. Menit ke-80.Â
Dari historisitas ini, kita mestinya tahu, opsi Allegri untuk bertahan dengan harapan bisa menjaga keunggulan hanya menunggu malapetaka dan mendulang sakitnya kekalahan belaka.Â
Kesimpulannya: dari pagelaran Derby d'Italia di musim ini, lini belakang La Vecchia Signora mudah panik dan sering menciptakan bahaya ketika digempur habis La Beneamata.Â