Pada saat bersamaan dunia sehari-hari, mengalami hidup yang dikorupsi kekuasaan; mengalami pendidikan yang penuh pelecehan dan kekerasan; mengalami keseharian yang keras dan saling memakan. Hidup kewargaan berkali-kali kehilangan teladan.Â
Pendek kata, di balik semua yang gaduh dan rapuh, (bukan tak mungkin) gurita kehampaan memaksa banyak orang melarikan diri kedalam anonimitas. Lantas berseteru tak henti-henti di balik akun sosial media. Menimbun kemunafikan yang telah menjadi modus operandi bersama lintas golongan.
Semoga tahun 2045 bukanlah proklamasi bagi perayaan 100 tahun kesepian kita.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!