Gerimis adalah narasi kesedihan. Cerita cinta manusia yang berakhir karam. Di sana, sepasang anak manusia tidak lagi mampu mengelola kebersamaan, tak lagi mampu merawat Saat yang indah dikau di pelukan, setiap nafasmu adalah milikku. Setiap kesalahan di antara mereka, tampaknya, tak lagi berfungsi sebagai pembelajaran dan ujian meneguhkan keyakinan bawah kita pasti bisa menjumpai akhir dengan bersama-sama, kekasih. Â
Tak ada lagi nafasmu adalah milikku. Tak ada lagi keindahan itu. Uwuwuw.
Bedanya, Gerimis lebih banyak memainkan simbol. Kesedihannya dititipkan pada (perubahan) musim, mendung, badai (tiba-tiba) dan gerimis. Di videoklip yang versi originalnya dibintangi Dian Sastro ini, Gerimis sepertinya juga tidak ingin berkata-kata terlalu banyak. Seperti menghindari percakapan tentang diri yang kecewa dengan keputusan berpisah yang terlalu cepat.Â
Kekasih, andai saja kau mengerti
Harusnya kita mampu lewati itu semua
Dan bukan menyerah untuk berpisah Â
Ditulis tahun 1996, lirik Gerimis disempurnakan oleh aransemen yang memanjakan telinga. Sebagaimana kebanyakan aransemen yang dimainkan di setiap lagu-lagu KLa Project.Â
Lalu, apakah lagu-lagu mereka sekadar berkisah kesenduan dengan puitika yang kuat? Yang konon kemunculannya di tahun 90-an sukses mengangkangi industri musik yang sedang didominasi oleh lantunan tembang bergaya Pop Melayu?
Tentu saja tidak. Perjalanan band yang berdiri sejak tahun 1986 dengan personil Katon, Lilo, Adi dan Ari ini telah melahirkan 9 album rekaman dengan 6 kompilasi ini juga mencipta lagu yang membicarakan jatuh cinta. Yang menggelorakan kebahagiaan manusia karena berbagi kasih sayang. Seperti dalam lagu Tentang Kita (1987/1989) atau Satu Kayuh Berdua, menyebut dua yang saya sukai.Â
Selanjutnya, ketiga: Tak Bisa Ke Lain Hati. Bulan merah jambu luruh di kotamu. Kuayun sendiri langkah langkah sepi..Â
Mari membayangkan diri sedang melangkahkan sepi di bawah sorotan nuansa merah jambu di langit kota karena bulan yang luruh. Serupa apa suasana batinmu melangkah dari setting suasana hati yang seperti itu? Tidakkah kesepiannmu telah mencapai puncaknya? Bagaimana kau bisa meloloskan diri dari kemerosotan jika demikian:
Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa merenggut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hatiÂ