Bagaimana dengan Henry? Tidakkah seorang anak harus dijadikan "simpul terakhir yang menyelamatkan rumah tangga"?Â
Rupanya bagi Nicole (yang tidak memiliki PIL sebelum bercerai resmi dengan Charlie), kembali pada hasrat diri, aspirasi, dan harapan miliknya yang hilang itu jauh lebih penting. Nicole sudah tak bisa lagi berdamai dengan keterasingan sebelumnya.Â
Dalam dialog Nicole dan Charlie yang bertengkar dengan sengit, semua kemarahan itu terkuak. Demikian juga penderitaan psikis yang disimpan Charlie rapat-rapat.Â
Mereka saling menyerang motif dan kelakuan satu sama lain, kasar, dan berakhir dengan air mata. Menyesal, saling meminta maaf, tapi tak ada opsi untuk rujuk. Keputusan sudah diambil, mantan!
Keempat, kau mungkin yang tercinta, tapi mantan adalah mantan.Â
Ini adalah penggal terakhir yang menarik dari MS dimana sesudah putusan ditetapkan. Menuju penghujung, dikisahkan Charlie datang ke rumah baru Nicole yang tampaknya sedang berada di jalur yang bagus.Â
Jalur karier yang membebaskannya dari "bayang-bayangan Charlie". Charlie juga tengah berada di jalan karier yang cemerlang, ia akan tinggal beberapa hari di UCLA karena menyutradarai dua pementasan teater.Â
Lalu, di dalam kamar, Charlie menjumpai Henry yang sedang melatih membaca. Ia membaca surat kesaksian ibunya tentang sosok Charlie, mantan suami. Surat yang dulu digunakan untuk mediasi di antara mereka namun gagal karena Nicole terlanjur bulat dengan keputusannya.Â
Sejujurnya, surat ini berisi kekaguman dan cinta. Kesaksian yang memaksa Charlie terbata-bata. Sementara itu Nicole sedang menatap dari belakang. Sumpah, sentimental my friend! Tapi, tak ada lagi rujuk, walaupun di ujungnya Nicole berkata, "Saya akan selalu jatuh cinta kepadanya tak penting seberapa pun tak masuk akal."
Keputusan sudah tempuh dan tampaknya mereka kini jauh lebih baik dengan sendiri-sendiri. Secara karir maupun pemenuhan hasrat diri. Mantan adalah mantan, mblo!
Catatan Akhir
Dinamika konflik rumah tangga yang disajikan dengan alur yang tidak terburu-buru, konflik yang subtil serta karakter tokoh yang kuat seperti Marriage Story membuat film ini tidak bisa dinikmati dengan pikiran yang terbiasa dengan serba segera.Â