Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Serial TV Vikings] Benci Sebagai Bayang-bayang Kuasa, tapi...

28 Januari 2020   14:09 Diperbarui: 28 Januari 2020   18:25 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seeing the light. Photographer: FRED DUFOUR/AFP/Getty Images

Rollo juga adalah musuh yang paling mungkin membunuh Ragnar dalam pertempuran satu lawan satu. 

Hingga pada satu titik, situasi yang jamak menghinggapi mereka yang hidup dengan kehendak kolektif menjadi pemenang dari satu kumpulan menyeruak. Rollo didera muak, terprovokasi oleh rivalitas dengan saudara sendiri, lalu berambisi melampaui bayang-bayang.

Ia ingin menjadi pusat yang baru. Tidak penting itu dipenuhi dengan jalan memusnahkan saudaranya. Memilih berkhianat dan mulai menjalin aliansi tandingan dengan Jarl Borg. Sayang, ujung ambisi ini hanya membawa Rollo dalam daur kegagalan. 

Menariknya, yang saya sukai dari Vikings, kegagalan itu berusaha ditampilkan sebagai kombinasi dari multi-faktor. Tidak semata terlalu kuatnya Ragnar. Bukan karena terlalu jauhnya jarak kualitas diri di antara mereka, walau akarnya tetap berada di sini. 

Vikings berusaha tidak jatuh pada penyederhanaan yang lekas-lekas dengan menciptakan kontras individual. Kegagalan Rollo memiliki justifikasi berlapis-lapis.

Pertama, Rollo bukan saja dia tidak membangun visi yang melampaui apa yang diimajinasikan oleh Ragnar.

Ketika saudaranya membayangkan membuka rute penjelajahan ke Barat dan menantang narasi lama status quo Earl Haraldson, ia hanyalah penunggu kesempatan. Tak berani membayangkan berbeda apalagi mengambil resiko. Ia bahkan terombang-ambing oleh provokasi klasik dari kekuasaan yang mulai melemah, secara visi maupun organisasi. 

Rollo tidak mampu meletakan dirinya ke dalam gagasan besar. Ambisinya terlalu kerdil: demi pengakuan personal!

Kedua, Rollo tidak menyertakan nasib orang banyak kedalam motif dari kehendak melampaui bayang-bayang. 

Ia ingin menjadi bukan Ragnar atau melampaui Ragnar. Ragnar dengan segala kualitasnya, capaian-capaiannya menjadi "hantu di pusat kesadaran". Rollo menjadi sibuk berkelahi dengan musuh abstrak, tidak cukup yang kongkrit. Musuh yang dibentuk dari kesalahan-kesalahan berpikir seperti ini jauh lebih menguras energi dari pertempuran nyata. 

Ia abai pada kondisi yang lebih butuh diperjuangkan. Nasib khalayak.  Konfliknya dengan Ragnar menjadi konflik kekuasaan yang terlalu mudah dimenangkan Ragnar. Artinya, Rollo gagal menghadirkan alternatif yang menjawab keresahan sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun