Saya kira begitu saja. Tak berani lagi diri ini berpanjang-panjang sesudah dibekap perasaan segar. Rasa segar yang mungkin sementara atau akan segera ditinggalkan oleh peristiwa harian dimana Bahasa kembali dibenamkan kedalam kata-kata yang resmi, yang membutuhkan arti yang terang, yang menjadi ruang bersama orang banyak.
Pada akhirnya, yang segar itu adalah semacam rumah kata yang mengharuskan sendiri. Dan ketika kesegaran itu telah disetubuhi kesadaran, maka kata-kata yang berambisi untuk memberi penjelasan sebaiknya memilih tidur.
Tidur yang seperti bait terakhir dari Buku Latihan Tidur.
Buku Latihan Tidur pun tertidur, kata-kata
tertidur, dan ia minta selamat kepada tidur.
Tidur: alamat pulang paling pasti
ketika kata-kata kehabisan isi dan tak tahu lagi
kemana akan membawamu pergi.
Tidur: mati sunyi di riuh hari.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H