Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Buku Latihan Tidur

4 November 2017   09:27 Diperbarui: 4 November 2017   09:48 4289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Latihan Tidur - Jokpin | Dok.pribadi

Saya kira begitu saja. Tak berani lagi diri ini berpanjang-panjang sesudah dibekap perasaan segar. Rasa segar yang mungkin sementara atau akan segera ditinggalkan oleh peristiwa harian dimana Bahasa kembali dibenamkan kedalam kata-kata yang resmi, yang membutuhkan arti yang terang, yang menjadi ruang bersama orang banyak.

Pada akhirnya, yang segar itu adalah semacam rumah kata yang mengharuskan sendiri. Dan ketika kesegaran itu telah disetubuhi kesadaran, maka kata-kata yang berambisi untuk memberi penjelasan sebaiknya memilih tidur.

Tidur yang seperti bait terakhir dari Buku Latihan Tidur.

Buku Latihan Tidur pun tertidur, kata-kata
tertidur, dan ia minta selamat kepada tidur.
Tidur: alamat pulang paling pasti
ketika kata-kata kehabisan isi dan tak tahu lagi
kemana akan membawamu pergi.
Tidur: mati sunyi di riuh hari.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun