Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musyawarah Sarung

13 Oktober 2016   18:41 Diperbarui: 13 Oktober 2016   18:55 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tenang, terkendali. MC kemudian mengambil alih.

“Silahkan dilanjutkan,” kata kedua sarung yang perlahan kembali, berbaur dengan para peserta.

“Bersatulah Para Sarung!”

Sebuah sarung yang telah sobek hingga setengahnya tetiba berteriak. Tergolong yang sepuh. Bertahun lama telah mengkhlaskan tubuhnya menanggung panas setrika. Ia lega, para sarung yang lebih muda bisa menahan panas ego.

Para sarung bersepakat, menuruti ego adalah melayani api yang hanya akan menyisakan abu.

Berlatar bangsawan pun sekedar penutup dingin di kampus yang terancam drop out, semua sarung memiliki riwayat tradisi dan kekayaan budaya yang tak boleh dinistakan.

Musyawarah para sarung malam itu pun berlangsung teduh dan penuh kasih.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun