Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Modernisme, Remaja, dan "Tubuh Terlarang"

5 Maret 2016   09:00 Diperbarui: 9 Januari 2019   07:16 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Kalau seperti ini, sebagai orang dewasa, kita sudah munafik. 

Kita menghakimi sesuatu yang secara diam-diam, di sudut kelam rahasia, kita merayakannya dengan hati berdesir-desir. Kita mendorong ketaatan pada tubuh yang dikekang sementara pada labirin gelap pengalaman rahasia kita, tubuh yang merayakan perburuan kenikmatan dan kesenangan itu menjadi sumber ketersesatannya.

Entahlah. Mari sarapan dulu, yuk. Selamat pagi, Salam!

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun