Mohon tunggu...
TUHU AGUNG MURDOPO
TUHU AGUNG MURDOPO Mohon Tunggu... Guru - SMA Patra Mandiri 2 Palembang

Pemula Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Sebuah Pembuktian

5 September 2024   09:30 Diperbarui: 5 September 2024   09:32 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelahku sore itu....! seperti biasa rutinitas setelah kurang lebih 8 jam bekerja dan 10 menit perjalanan pulang menuju tempat ternyamanku 'Black Yellow' sebutan manis untuk rumahku. Kusandarkan motor beat (merah putih) tepat di depan teras lalu kuambil kunci rumah dan segera kubuka pintu rumahku. 

'Masya allah panas banget cuaca hari ini ...!

gumamku sambil mengganti pakaian saat itu.

Setelah kuganti pakaian kerjaku, terdengar seruan azan ashar yang begitu merdu didengar untuk setiap orang yang mendengarkannya.

"Allah Akbar...Allah Akbar".

jelas sekali azan itu terdengar, tak lain dan tak bukan ya pasti azan itu dikumandangkan oleh santri masjid di sekitaran rumahku. 

Kulangkahkan kakiku menuju kursi didepan teras rumahku untuk sejenak rehat, sambil mendengar seruan azan dan menunggu datangnya angin sore itu

Dari kejauhan ku melihat anak -- anak menggunakan busana muslim dan muslimahnya penuh warna secerah langit senja sore itu, 

Dan tak hanya itu terlihat juga tas yang tergantung rapi dipundaknya. ada juga sebagian anak yang menggenggam erat 'Al-Qur'an' yang membuat mereka nampak begitu imut dan lucu seraya bercanda bersama berjalan bersama menuju masjid.

Mereke berjalan satu persatu dan ada juga yang berkelompok menuju masjid, pandangan mataku tiba-tiba tertuju pada tiga anak laki -- laki. ia bersama kedua adiknya yang begitu asyik bercanda gurau bersama, mereka tak begitu nampak seperti anak -- anak sebelumnya. Mereka menggunakan pakaian sederhana dengan warna yang tak terlalu mencolok di pandangan bola mataku saat memandang mereka. Entah apa yang ada dibenakku hingga aku bertanya -- tanya ?

"sedang membicarakan apa meraka ya?" tanyaku dalam hati sambil memandang mereka dari kejauhan. 

Aku tersenyum kejauhan saat salah satu dari mereka menyapaku, kala itu tepat sekali dipersimpangan jalan depan rumahku dia menyapa.

"sore kak..!" sapa anak yang tertua tersebut bersamaan dengan senyum polosnya."

Sore juga jawabku dengan balasan senyuman yang sama kepada mereka. 

"mau pergi ngaji ya ? tanyaku balik."

"iya kak....! jawab kompak mereka bertiga."

Sapa'an itu begitu singkat berlalu semakin menjauh, diringi Langkah kaki mereka yang terus melaju penuh semangat. Mereka bersama -- sama melanjutkan langkah kakinya untuk belajar menimba ilmu agama di salah satu masjid tempat tinggalku. 

Akupun biasa saja, dan melanjutkan aktivitasku sore itu. Segera aku masuk kedalam rumah menuju kamar mandi bergegas mengambil wudhu untuk langsung menunaikan ibadah sholat ashar di rumahku. 

Kubentangkan sajadah lalu kutunaikan sholat sembari kuakhiri dengan do'a pintaku pada "Allah SWT".

Selesai menunaikan ibadah sholat ashar, Sore itu juga Terdengar ibuku memanggilku dari dapur.

'' adam, bisa bantu ibu nak ? Iya bu, jawabku lalu berjalan ke arahnya 

"Tolong adam beri makan ayam dulu ya! Ini sudah sore nanti keburu gelap, sekalian kalau sudah diberi makan masukkan mereka kedalam kendang ya. 

Kemudian kuambil semangkuk nasi dipenanak nasi yang ada didapur rumahku, lalu kucampur dengan pakan ayam yang sudah tersedia selalu kandang ayam rumahku. 

 

Kurrrrr kurrrr kurrr.......!

Kurrrrr kurrrr kurrr.......!

"Ayo sini ayam-ayamku, makan dulu nih pasti pada laperkan lu pada", candaku sendiri heheh. dan jelas rayuan ku membuat sekelompok serbuan ayam-ayamku berlari menemuiku untuk menikmati makanannya. keluargaku sudah lama memelihara ayam, terutama bapaku dia orang yang paling rajin kalau merawat ayam, sampai -sampai kalau banyak kami tidak perlu membeli ayam lagi untuk kami masak. 

setelah kurasa sudah makan semua ayam - ayamku, kuarahkan mereka bersamaan untuk masuk ke kandang, karena hari sudah mau magrib aku harus segera kembali ke rumah. dan terdengarlah suara azan magrib

"Allah Akbar...Allah Akbar". Seruan azan magrib.

akupun bergegas masuk kedalam rumah, mandidan segera menunaikan sholat magrib.

Malam harinya setelah magrib, seperti biasa aktivitas dirumahku adalah membuat menu makan malam, malam itu terdengar suara ibu dan adikku menerobos pertahanan dinding kamarku, mereka yang tengah asyik memasak didapur kala itu sembari bercanda tawa. tak sedikit juga mereka menceritakan kegiatan hari itu yang sudah mereka lewati.

karena begitu asyiknya mereka memasak sambil bercanda hingga tertawa yang cukup menggelitik, aku pun terpanggil kedapur dan ikut membantu membuat menu makan malam itu 

" weh weh enak banget ceritanya sampai ketawa gitu." 

Eleh..... kenapa kamu kak, mau ikutanya ? tanya adik perempuanku, 

ya iya lah enak aja ada cerita asyik gak ajak -- ajak, maulah ikut! 

"Emang ada apaan sih ?" tanyaku! 

Adik perempuanku mulai bererita, ituh loh kak kemarin ada anak kecil pergi ngaji pakai sepeda eh ngebut banget sepedaan, pas udah sampai tepat didepan rumah dia gak bisa ngerem lagi ( remnya blong ) akhirnya kebablasan nyempung di parit depan rumah. 

"Hahhaahhahaha.........!" tawa kami Bersama ketika mendengar ulang cerita yang adikku ceritakan. 

" Trus gimana Nasib tuh bocah tanyaku?" Alhamdulillah gak apa -- apa Cuma kecebur aja terus semua pakaiannya basah bercampur sama lumur dan gak jadi pergi ngaji. Tapi tadi dengan sigap banyak kok orang yang membantu dia hehehe.

asik bercanda gurau sambil memasak di dapur malam itu tak terasa masakan makanan yang kami masak udah selesai, segera kami membawa makanan itu ke ruang keluarga. satu persatu mulai dari nasi putih , telur goreng, sambal teri, tumis kacang Panjang dan tak lupa air mineral. 

Keluargaku itu gak biasa makan dimeja makan, dan emang gak ada niatan buat beli meja makan, heheh. Suka aja makan lesehan, rasanya kalau lesehan itu lebih enak aja seperti gaya-gaya orang korea gitu hehe......

Bapakku udah siap tuh nungguin sambil sibuk chat di whatsaap, kebetulan bapakku ada usaha warung kecil -kecilan dan depot isi ulang air, dia sibuk membalas chat konsumennya saat itu. Dan akhirnya setelah makanan minuman semua sudah terkumpul di ruang keluarga , bapakku menghentikan kesibukannya, aku, adikku, dan ibuku juga duduk Bersama untuk makan malam.

Makanan sederhana yang kami buat itu udah siap untuk di santap, "Alhamdulillah" banget bisa diberi nikmat makanan yang enak oleh Allah swt. Jadi kami harus terus bersyukur karena masih bisa makan bersama - sama dengan keluarga tersayang. kenapa kita harus bersyukur, semua sudah dijelasakn dalam al-qur'an, dalam (Q.S. Al Baqarah: 172).

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." 

kurang lebih 10 menit kami selesai makan malam bersama, selanjutnya waktunya kami kembali melanjutkan kegiatan masing-masing malam itu. Aku lebih memilih langsung kembali ke kamarku karena aku ingin beristrahat sejenak setelah seharian penuh dengan kegiatan pekerjaanku yang cukup menguras tenaga dan fikiranku. 

Ya aku tidak langsung tidur ya....! Kan baru saja makan, katanya kurang baik tuh. informasi yang ku ketahui kurang lebih seperti ini :

" Alangkah baiknya untuk memberikan jeda waktu beberapa jam setelah makan jika ingin tidur. Langsung tidur setelah makan dapat menghambat tubuh dalam mencerna makanan dan membakar kalori sehingga dapat menyebabkan obesitas."

Akhirnya kuhibur diriku menunggu waktu tidur sambil mendengarkan musik, pas banget musik yang kuputar itu sedang hits beberapa tahun lalu, kira - kira tahun 2019 yang judulnya "Harta Berharga" ost film Keluarga Cemara 2 gini liriknya

Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga

Selamat pagi emak
Selamat pagi abah
Mentari hari ini
Berseri indah

Terima kasih emak
Terima kasih abah
Untuk tampil perkasa
Bagi kami putra putri yang siap berbakti

Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga

Selamat pagi emak (sayang)
Selamat pagi abah (abah sayang)
Mentari hari ini
Berseri indah

Terima kasih emak
Terima kasih abah
Untuk tampil perkasa
Bagi kami putra putri yang siap berbakti

Selamat pagi emak
Selamat pagi abah
Mentari hari ini
Berseri indah

Terima kasih emak
Terima kasih abah
Untuk tampil perkasa
Bagi kami putra putri yang siap berbakti

Di hari berseri indah

 

 

Tak terasa 1 jam berlalu, dan berulang kali aku memutar lagu tersebut, ya menurutku lagunya bagus tuh, filmnya juga emang bagus hehehe .....! semua isi filmnya menceritakan tentang warna -- warni kehidupan sebuah keluarga. Hingga aku terhanyut dalam setiap irama dan liriknya akupun merasa mengantuk 

Hoaaaaam.........!

Aku pun segera mematikan musik yang kuputar dan ku hempaskan rasa lelah tubuh seharian ini , kumanjakan tubuh ini disambut kasur lembutku, serta tak lupa kupeluk bantal guling kesayangan dan kutarik selimut hangatku malam itu. udaranya terasa cukup dingin malam itu lalu kunaikkan suhu AC dikamarku dengan harapan kehangatan akan menyelimutiku malam itu. Dan ku tutup hari itu dengan do'a serta harapan semoga esok hari akan menjadi hari yang lebih baik dan diberkahi allah swt. 

" Bismillahirrahmanirrahim".......

Bismika allahumma ahyaa wa bismika amuut. "Dengan nama-Mu ya Allah, aku hidup dan aku mati." (Sahih Bukhari, At-Tauhid: 6845).

Lambaian azan subuh berkumandang merdu oleh suara anak penghafal Qur'an, membangunkanku, pertanda awal waktunya untuk kembali beraktivtias perlahan kubuka mataku saat itu. kumulai diri ini duduk sejenak di atas tempat tidurku 

"Alhamdulillahil ladzi ahyana ba'da ma amatana wailaihin nusyur. Artinya: "Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami, dan kepada Allah kami dibangkitkan."

5 menit terasa cukup bagiku untuk mengumpulkan jiwa dan raga tubuhku hehehe.......

segera ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk sikat gigi kemudian mengambil air wudhu, lalu kutunaikan ibadah sholat subuh pagi itu. selesai sholat suasana terasa begitu tenang seolah keheningan menampakan dirinya setenang sang fajar yang memberi semangat pagiku, hari itu ternyata bertepatan dua hari sebelum datangnya bulan suci ramadhan. 

Kukuruyuk.......Kukuruyuk.....!

terdengar suara kokok ayam Jantan di pagi yang cerah itu, ia berkokok berulang kali seolah alarm semesta yang membangunkan dan memberi semangat kepada seluruh jiwa manusia yang masih terlelap dalam tidurnya, untuk bangun dan mulai beraktivitas. Mengingat 2 hari lagi semua umat muslim di seluruh dunia akan bertemu dengan bulan yang sangat mulia, penuh berkah, dan penuh Rahmat ampunan dari Allah swt.

Rabu 30 Maret pukul 06:30 pagi aku sudah siap dengan seragam kerjaku dan kutemui  Simerah putihku.

aku sudah duduk manis diatas jok merah putihku masih setia mengendarainya menyusuri jalanan. Suasana masih terasa sunyi tidak terlalu banyak orang di jalan raya, namun nampak beberapa orang sibuk dengan dirinya. Ada yang pergi kepasar, pergi kesekolah, ada yang berjualan sarapan pagi, dan masih banyak lagi.

Kunikmati pagi itu dengan pemandangan yang begitu tenang dengan udara yang begitu sejuk, ya karena udara belum tercemar dengan "Polusi". 

Disepanjang jalan tanpa ku sadari ternyata banyak yang menjual sarapan pagi. 

"sepertinya beli makanan buat sarapan enak tuh....! " gumamku dalam hati.

Lalu kuhentikan sang merah putih tepat didepan penjual sarapan pagi yang ramai pengunjungnya. Kuturunkan standar motoku lalu aku mendekat dan mencari makanan kesukaanku. Hayoo apa itu ? 

" mau makanan apa mas?" tanya ibu si penjual

"nasi uduk ada buk..?" oh ada ini tersisa hanya satu porsi mas , mau mas ?

"Mau dong buk, tolong banyakin orek tempenya ya, senyumku kepada ibu penjual.Ia mas jawab ibu penjual". Dengan telatennya ibu penjual menyatukan semua teman -- teman nasi uduk itu mulai dari nasi uduknyaa, bihun, irisan telur, dua irisan timun, dan yang terakhir taburan sambal orek tempe penggugah sarapan ku yang menggunung hehehe. 

salah satu makanan favoritku adalah "Nasi Uduk". 

Disini kami bilangnya gitu, gak tau ya kalau di daerah lain namanya apa? Tak lupa juga aku membeli bebarapa kue -- kue untuk rekan kerjaku di kantor dan kuambil beberapa kue tersebut. 

Sambil menunggu ibu penjualnya selesai membungkus, sejenak penglihatanku tertuju pada ibu - ibu yang membeli makanan dengan anak laki -- lakinya, senyum semangat anak tersebut ketika memilih makanan favoritnya yang tak sama denganku. Ia memilih onde -- onde banyak banget. 

Ia pun memborong habis semua onde -- ondenya yang tersisa 10 buah. 

"wah nih anak suka tau kelaparan...!" dalam fikirku saat itu." 

"mas ini makananya, semuanya jadi 15 ribu, ucap ibu penjual, mengejutkanku!" Oh ia ibu .... Ini uangnya. 

lalu Kulanjutkan perjalanan, Kunaiki merah putihku lagi dengan sekantung kecil sarapan pagi yang tergantung. Di perjalanan aku tiba -- tiba teringat ibu-ibu bersama anaknya yang sedang membeli makanan tadi, ibu tadi begitu bahagia mengantar anaknya kesekolah, membeli sarapan, dan mengendarai motornya sampai ke sekolah, entah kenapa dalam benakku berfikir kalau punya anak laki -- laki itu begitu lucu, imut, dan menggemaskan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun