Mohon tunggu...
TUHU AGUNG MURDOPO
TUHU AGUNG MURDOPO Mohon Tunggu... Guru - SMA Patra Mandiri 2 Palembang

Pemula Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Sebuah Pembuktian

5 September 2024   09:30 Diperbarui: 5 September 2024   09:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5 menit terasa cukup bagiku untuk mengumpulkan jiwa dan raga tubuhku hehehe.......

segera ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk sikat gigi kemudian mengambil air wudhu, lalu kutunaikan ibadah sholat subuh pagi itu. selesai sholat suasana terasa begitu tenang seolah keheningan menampakan dirinya setenang sang fajar yang memberi semangat pagiku, hari itu ternyata bertepatan dua hari sebelum datangnya bulan suci ramadhan. 

Kukuruyuk.......Kukuruyuk.....!

terdengar suara kokok ayam Jantan di pagi yang cerah itu, ia berkokok berulang kali seolah alarm semesta yang membangunkan dan memberi semangat kepada seluruh jiwa manusia yang masih terlelap dalam tidurnya, untuk bangun dan mulai beraktivitas. Mengingat 2 hari lagi semua umat muslim di seluruh dunia akan bertemu dengan bulan yang sangat mulia, penuh berkah, dan penuh Rahmat ampunan dari Allah swt.

Rabu 30 Maret pukul 06:30 pagi aku sudah siap dengan seragam kerjaku dan kutemui  Simerah putihku.

aku sudah duduk manis diatas jok merah putihku masih setia mengendarainya menyusuri jalanan. Suasana masih terasa sunyi tidak terlalu banyak orang di jalan raya, namun nampak beberapa orang sibuk dengan dirinya. Ada yang pergi kepasar, pergi kesekolah, ada yang berjualan sarapan pagi, dan masih banyak lagi.

Kunikmati pagi itu dengan pemandangan yang begitu tenang dengan udara yang begitu sejuk, ya karena udara belum tercemar dengan "Polusi". 

Disepanjang jalan tanpa ku sadari ternyata banyak yang menjual sarapan pagi. 

"sepertinya beli makanan buat sarapan enak tuh....! " gumamku dalam hati.

Lalu kuhentikan sang merah putih tepat didepan penjual sarapan pagi yang ramai pengunjungnya. Kuturunkan standar motoku lalu aku mendekat dan mencari makanan kesukaanku. Hayoo apa itu ? 

" mau makanan apa mas?" tanya ibu si penjual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun