Aktivitas beralih ke masjid, saat pengeras suara itu bersuara lantang memanggil orang untuk shalat lewat azan.
Masuk ke kawasan Saribu Rumah Gadang setelah Magrib di Masjid Raya Muaro Labuah, suasana terasa nyaman dan damai.
Mengintari lampu-lampu yang terpasang di kiri dan kanan jalan di kawasan itu. Ada juga sebagian home stay di situ.
Sehingga kami berpikir, untuk mendalami kehidupan rumah gadang, perlu bermalam di situ. Tapi suatu ketika nanti. Sekarang saatnya membalikkan setir mobil arah pulang, meski sempat berpikir untuk bisa sampai di Leterwe, perbatasan Sumbar dengan Jambi.
Cuma kami penasaran, apakah rumah gadang ini sampai seribu jumlahnya?
Rumah gadang adalah simbol dari kekuatan suku bangsa Minangkabau. Di rumah gadang itu Bundo Kanduang berdiam, menjalani kehidupan, dan rumah gadang itu juga menjadi kekuatan sebuah kaum.
Seorang datuak atau niniak mamak harus punya rumah gadang. Rumah gadang memang besar, terbuat dari kayu, dan sekarang sudah ada yang beralih ke bangunan permanen sebagiannya.
Tapi yang jelas, simbol adat dan syarak itu masih terpahat kuat di Ranah Sarantau Sasurambi ini.
Akhirnya, doa yang bisa kami mohonkan, semoga di momen pertambahan usia Ketua Syamsul Bahri Palito Sampono Basa ini, bisa menjadikan yang terbaik untuk masa depannya.
Masa depan tentu lebih baik dari sekarang, buat dia, keluarga, dunsanak dan masyarakat Katapiang sendiri.
Sebab, Syamsul Bahri Palito Sampono Basa adalah seorang cadiak pandai di tengah masyarakat Katapiang.