Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Cerita Negeri Ini [Part I]

24 Mei 2016   00:50 Diperbarui: 24 Mei 2016   15:10 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengawasan dan bimbingan yang seharusnya dilakukan oleh orang tua di rumah kini sudah berangsur berkurang, yang mengakibatkan moral-moral para remaja atau anak penerus bangsa kian menurun ditambah dengan pergaulan yang tak sewajarnya yang kian hari makin bertambah parah dan rusak.

**

Bila memang para wanita-wanita mandiri sekarang mengibaratkan sebuah hasil perjuangan dari RA. Kartini, kenapa malah perjuangan RA. Kartini serasa sia-sia dan tak bermakna. Kesetaraan gender yang salah digunakan, dengan mengibaratkan " Perempuan gak harus duduk di rumah " menjadi bumerang tersendiri kepada keluarganya.

Wanita karir memang bagus, pergaulan dan pendidikan yang tinggi juga bagus tapi ketika sudah berkeluarga siapa yang menjadi penting dan prioritas bagi anda. Apakah keluarga bukan prioritas ? Anak dan Suami adalah prioritas utama dari istri. Berpikirlah dua kali untuk menjadi wanita karir karena resiko yang rentan terjadi sangat banyak terutama kehancuran rumah tangga. 

**

Bila belajar dari kisah sepasang suami istri di atas, kebahagian utama dalam hidup adalah bukan sekedar materi saja tapi sebuah kerukunan, kebersamaan dan kasih sayang di sebuah keluarga kecil.

Bila terus harta atau materi yang menjadi sebuah tolak ukur kebahagian maka tak akan ada habisnya anda akan terus mencari yang namanya materi tapi telah melupakan sebuah hal kecil namun sangat penting yaitu keluarga.

Jadilah seorang istri yang mendambakan predikat bidadari surga di akhirat dan surga bagi seorang istri muslimah adalah di bawah telapak kaki suami. Suami sepenuhnya memiliki hak kepada istrinya, karena tanggung jawab semua dosa istri telah berpindah dari yang awalnya kepada orang tua kini pada suami. 

Ketika suami tak membetulkan perilaku istri yang telah melenceng maka suami pun ikut berdosa. Seorang istri yang baik dan benar akan keluar rumahnya dengan seizin dan sepengetahuan suaminya. Bila perlu bawalah mahramnya untuk tidak terjadi fitnah.

Kekerasan dalam rumah tangga menjadikan sebuah point dimana istri menginginkan hak kebebasannya. Dalam ajaran Islam memang sudah ada bagaimana tata cara memperlakukan istri dengan sebaik-baiknya dan bagaimana cara memarahi atau menasehati seorang istri. 

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun