Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Cerita Negeri Ini [Part I]

24 Mei 2016   00:50 Diperbarui: 24 Mei 2016   15:10 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak pernah ragu akan kesetiaannya selama ini yang telah bersama-sama merintis keluarga dari susah hingga kami seperti sekarang ini. Berbagai cobaan telah kami lalu bersama dan aku sangat yakin padanya. Tak pernah sekali pun aku melihat perubahan yang mencolok darinya baik itu sikap maupun tata rias atau pakaiannya.

Sebuah kebahagian tersendiri ketika pulang kerja, mereka bersama-sama menanti  dan menyambut diri ku di teras rumah. Menghabiskan sisa sore bersama-sama mereka dengan canda tawa dan kebahagian yang membuat lelah dan pikiran pekerjaan sirna sejenak.

“ kamu beruntung banget punya keluarga yang bahagia” ujar salah satu temen-temen ku di sela makan siang.

“ si mbak pun kayaknya makin cantik aja nih, hehe. Cariin dong mas satu seperti si mbak” adik leting di kantor menimpali sembari di sahut tawa kami berempat.

“ haha.. makanya cepat nikah jangan kebanyakan milih mulu “ sahut aku, sambil mengunyah makanan.

Kami berempat memang sering makan siang bersama dan kadang pun tak jarang mereka datang ke rumah untuk silaturahmi sambil membawa istri-istri mereka ya kecuali si adik leting kantor itu.

**

*Persepektif Istri

Aku hanyalah seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang yang telah beranjak dewasa. Kehidupan keseharian yang ku jalani adalah seputar dapur, cucian kotor maupun bersih-bersih rumah dan nonton gosip atau sinetron ketika waktu senggang siang hari.

Aku sangat menikmati perjalanan hidup ini, menikmati keseharian ku, menikmati kehidupan rumah tangga yang telah kami bina ini. Aku memilih menjadi ibu rumah tangga karena mengambil pembelajaran dari ibu terdahulu yang mendedikasi hidupnya untuk anak, suami dan keluarganya itu sehingga menjadikan aku seperti sekarang ini.

Sebuah pemikiran dimana pendidikan yang berawal dari lingkungan rumah yang memadai akan membentuk sebuah pribadi-pribadi yang baik pula untuk lingkungan maupun pembangunan bangsa ini kelak. Bila cuma sekedar belajar dari sekolah tidaklah cukup karena pembelajaran yang sesungguhnya terletak pada kehidupan sehari-hari dan pengaplikasikan pada pergaulan lingkungan sekitar rumah maupun pergaulan secara luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun