2. Menambahkan (Ziyadah) Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk menambahkan kata dalamBsu yang disebut dalam bsa. Contoh : وهي ثلاثة عند الشافعي رحمه الله بعد العاشر jika di terjemahkan menjadi " menurut Imam Syafi'i hari tasyriq itu tiga hari setelah tanggal sepuluh (Dzulhijjah)." Kalimat di atas berjumlah tujuh kata ,sedangkan ketika diterjemahkan kedalam Tsa akan bertambah menjadi sepuluh kata dengan tiga kata tambahan
Metode terjemahan di atas termasuk kedalam penerjemahan bebas (Free Translation) metode ini bertujuan mereproduksi isi pesan bahasa sumber, tetapi dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya. Contohnya bisa diliat dri kata " ويبقى " itu udh beda terjemahan dari artian aslinya. Kemudian ada penambahan kata di terjemahannya yaitu kebolehan, kemudian juga peletakan kosa katanya berubah dari tata letak Bahasa Arabnya.
Komentar : pendapat di atas terlalu menghemat dhomir
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terjemahan pada surah (Q.S Al-Furqan[25]: 33) masih banyak perbedaan dalam penerjemahan Al-qur'an pada tahun lama yaitu 2014, 2016 dan tahun 2021 yang menggunakan Al-qur'an digital/modern. Terjemahan ayat ini menggunakan Metode Penerjemahan Harfiah (literal Translation), sementara itu pada penerjemahan hadis yang diriwayatkan (imam Bukhori 6015) yang menggunakan Metode Penerjemahan Kata demi kata (Word-for-word Translation) Dalam penerapannya, karena metode penerjemahan ini pada dasarya masih sangat terikat pada tataran kata. sedangkan pada terjemahan perkataan Imam Khatib asy- Syirbini berkata dalam 'Mughni al-Muhtaj' yang menggunakan Metode penerjemahan bebas (Free Translation).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H