Artinya: Tidaklah orang-orang kafir datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. (Q.S Al-Furqan[25]: 33).
Didalam surah ini ada banyak perbedaan makna antara arti penerjemahan Al-qur'an pada tahun lama yaitu 2014, 2016 dan tahun 2021 yang menggunakan Al-qur'an digital/modern
Pada tahun 2014 seperti berikut "Tidaklah orang-orang kafir datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya".[1]
Dan Al Quran Terjemahan Bahasa Melayu tahun 2016 seperti berikut " Dan mereka tidak membawa kepadamu sesuatu kata-kata yang ganjil (untuk menentangmu) melainkan Kami bawakan kepadamu kebenaran dan penjelasan yang sebaik-baiknya (untuk menangkis segala yang mereka katakan itu)."[2]
Pada tahun 2021 menggunakan Al-qu'an digital seperti berikut " Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik".[3]
Menurut saya dari semua terjemahan di atas masih ada kata yang kurang dipahami oleh pembaca. Dan saya rasa perlu kepada penerjemah untuk menengok kembali kamus dan mujam bahasa Arab untuk melihat makna dari "مثل " agar menaruh arti tersebut yang mudah dipahami oleh pembaca yang seharusnya arti kata "sesuatu yang ganjil" di ganti menjadi "suatu perumpamaan".
Agar lebih baik lagi mengartikan dhomir secara detail pada kalimat "يأتونك" yaitu dengan " mereka ( orang orang kafir ) datang kepadamu" .
Dan disana juga kurang mengartikan huruf waw yang berarti " dan ", karena hal itu saya rasa perlu sebagai kata sambung dari kalimat sebelumnya, serta terjemahan ini sudah baik menyesuaikan dengan konteks yang ada pada ayat tersebut sehingga membuat terjemahan tidak rancu dan sesuai dengan maksud ayat tersebut.
Jika saya analisis dari segi teori menerjemahkan Jumlah Fi'liyyah maka sudah termasuk ke dalam katagori S-P-O-K yang dimana terjemahan diatas susunannya sudah lumrah dalam Bahasa Indonesia yang membuat terjemahan ini indah dan enak didengar tanpa mengabaikan makna asli dari ungkapan bahasa arab.
Jika saya menganalisis dari segi teori menerjemahkan Jumlah Ismiyyah maka termasuk ke dalam Tarkib Wasfi karena ada man'ut dan na'at, yaitu " واحسن تفسيرا " dan Tarkib atfi karena ada huruf athof yaitu .
Terjemahan diatas termasuk ke dalam strategi mengharuskan seorang penerjemah mengedepankan kata dalam Bsu yang diakhirkan dalam Bsa dan mengakhirkan kata dalam Bsu yang dikedepankan dalam Bsa.