Mohon tunggu...
tsamarooh
tsamarooh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Kepribadian gak ganda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temaram

18 Oktober 2022   17:02 Diperbarui: 18 Oktober 2022   17:05 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Cari siapa?"

...

Setahun sejak kejadian mengenaskan dimana Yuuta kehilangan sahabat kesayangannya karena kesalahannya sendiri. Sekarang Yuuta di sini, lututnya bertumpu di depan nisan bertuliskan Maki Zenin, sahabatnya. Setelah semua yang Yuuta perbuat, para keluarga langsung menuntut hukuman mati pada Yuuta. Yuuta pun tak menolaknya, ia tahu ia pantas mendapatkannya. Setahun setelah dipenjara, akhirnya tanggal eksekusi Yuuta ditetapkan. Keinginan untuk terakhir kalinya di muka bumi ini sebisa mungkin akan dituruti oleh pihak berwenang. Itulah alasan Yuuta di sini. Bersama 4 orang keamanan untuk narapidana. Menjaganya agar tidak kabur dari hukuman yang akan dilakukan besok.

"Maki-chan, selamat pagi" Sapanya.

 "Gimana keadaan Maki-chan disana? Aku baik di sini dan aku mau laporan, kalau aku udah rajin cuci baju sekarang. Di penjara kalo gak cuci sendiri bisa telanjang aku ga punya baju bersih hehehe. Makanku juga sedikit di sana, chefnya galak melebihi Maki-chan, aku jadi segan. Walaupun makan sedikit, di sana gak ada kamu yang marah karena kekurangan asupan."

"Oh iya, besok kita bakal ketemu di atas sana, apa Maki-chan masih mau ketemu aku?" Yuuta memberi jeda pada perkataannya. "Kalau Maki-chan gak mau maafin gapapa, memang salahku besar sekali buat Maki-chan dan yang lain. Tiap hari aku mau tidur, aku selalu titip salam ke tuhan biar permintaan maafku disampaikan, sudah sampai belum?"

Yuuta mengeluarkan kertas berbentuk bunga sebanyak lima buah dari kantong celananya. "Ini buat Maki-chan, maaf selama ini aku belum jenguk kamu kesini, sekarang jenguk malah cuma bawa bunga kertas, maaf ya Maki-chan, jangan omeli aku nanti." Yuuta tak dapat menahan bulir air mata yang menggenang di pelupuk matanya, mereka mengalir begitu saja sekarang.

"Aku izin pamit ya, semoga kita bertemu lagi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun