Mohon tunggu...
tsamarooh
tsamarooh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Kepribadian gak ganda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temaram

18 Oktober 2022   17:02 Diperbarui: 18 Oktober 2022   17:05 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jangan bohong, aku liat apa yang kamu lakuin kemarin."

Rika menatap dua sahabat itu bergantian. Tangannya masih gemetar, kepalanya menjadi pening karena perihal tadi. Berbeda dengan Yuuta, jantungnya berdetak kencang. Diingatnya kejadian yang ia lakukan kemarin. Maki benar, Yuuta yang melakukannya. Dua hari lalu, saat Maki uring-uringan selama seminggu Yuuta mencari penyebabnya. Yuuta tak menyadari kalau ternyata selama ia menyakiti, melukai, menguliti, dan membuat alasan sahabatnya kesal berhari-hari itu kehilangan nyawanya, Maki melihatnya. Apa Maki melihat semua perbuatannya 3 bulan ini? Kenapa tak dilaporkan? Batin Yuuta bermonolog.

Rika yang melihat Yuuta hanya diam, ikut berpikiran buruk, "Y-yuuta-kun?" Tanyanya gemetar.

Ia terkejut saat tubuhnya tiba-tiba dijatuhkan ke lantai. Yuuta menunduk, terdengar kekehan renyah keluar dari bilah bibirnya. Rika bergerak mundur, tentu saja ia ketakutan. Hingga Yuuta memutar kepalanya seperti melakukan pemanasan.

"Aaah, sudah gak seru lagi kalau ada yang tau" ujarnya.

"M-maki-cha---"

Belum selesai bicara, leher Rika sudah dicekik sedemikian kencang oleh sang pujaan hati. Rika menangis, meminta bantuan pada Maki yang hanya berdiam diri di sebelahnya. Ia terus menangis, memohon agar dirinya dilepaskan dan berjanji tidak akan memberi tahu kejadian ini pada siapapun.

"Kamu pikir aku bakal percaya? Semua orang bakal keluarin janji manisnya kalau terdesak." Balas Yuuta. Ia memperkuat genggaman tangannya, sampai terdengar suara tersedak dari bilah bibir Rika. Rika mulai kehabisan nafasnya, raganya tak sanggup lagi berontak dari jeratan tangan Yuuta. Ia menyerah, mungkin memang seperti ini detik-detik terakhir hidupnya. Tubuh Rika dilempar begitu saja setelah dirasa sudah tidak bisa melakukan apa-apa. Maki melihatnya, bagaimana sahabatnya itu melakukan kejahatan untuk yang kedua kalinya. Ia memandangi tubuh tak bernyawa Rika dengan sedikit rasa bersalah.

Anakan rambut Maki diselipkan belakang telinganya oleh Yuuta. Ibu jari yang terlihat bersih itu membelai pipi Maki perlahan.

"Kenapa kamu lakuin ini? Apa salah mereka sama kamu?" Tanya Maki sendu.

"Aku sayang kamu, dan mereka salahnya sama kamu. Aku cuma balas dendam kamu kok"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun