Mohon tunggu...
tsamarooh
tsamarooh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Kepribadian gak ganda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temaram

18 Oktober 2022   17:02 Diperbarui: 18 Oktober 2022   17:05 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maki-chan pasti dapat dari ayah ya? Ayahmu kan polisi hahahaha"

Yuuta memiringkan kepalanya, ia pun menaruh jari telunjuknya di dagu berpose seakan ia sedang berpikir. "Memangnya boleh ya kasih senjata ke anak? Apa karena orang dalam?"

"DIAM! Kalau kamu mendekat, aku tembak sekarang juga!" Tegas Maki. Meski berkata demikian, nada bicara Maki tetap bergetar dan terlihat ketakutan.

"Kamu tega? Kamu kan sayang aku" balas Yuuta dengan muka yang dibuat-buat. Yuuta melanjutkan kalimatnya, "Aku kan lakuin ini buat kamu Maki-chan. Aku ga suka lho ada yang buat kamu kesel, biar kamu seneng terus. Harusnya kamu bilang makasih sama aku"

"Kenapa waktu aku cekik Rika-chan kamu ga tolong? Kamu jahat deh." Ucapan Yuuta semakin mendesak perasaan kalut Maki. "Kenapa dua hari lalu kamu ga laporin aku ke polisi Maki-chan?"

"A-aku"

"Makanya, biar kamu gak laporin ini ke orang lain, aku mau ajak kamu ketemu Rika"

Sekali lagi suara tembakan terdengar. Maki menembakkan peluru itu ke arah perut Yuuta. Betapa terkejutnya ia saat Yuuta masih berdiri tegap didepannya. Bahkan tangan Yuuta telah merebut senjata api yang Maki punya. Maki terjatuh, ia mendengar gedoran pintu apartemen mereka. Sepertinya itu tetangga yang mendengar suara tembakan tadi.

"TOLONGG" Maki berteriak berkali-kali meminta pertolongan. Hingga Yuuta mencengkram dagu Maki kuat-kuat.

"Ssstttss, jangan berisik Maki-chan" Katanya Yuuta sambil membekap mulut Maki dengan senjata api.

Maki menangis, tangannya tak sanggup melawan kekuatan sahabatnya. Hingga pintu apartemen mereka berhasil didobrak. Para warga bergegas masuk ke dalam mencari suara keributan berasal. Namun naas, suara tembakan ketiga terdengar. Yuuta keluar dengan tangan penuh darah dan bertanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun