Mohon tunggu...
Try Kusumojati
Try Kusumojati Mohon Tunggu... -

selalu ingin tahu lebih

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mirna dan Dosa (Rahasia Bayu)

2 Maret 2011   08:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:08 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mir. Aku pengen kita mulai dari awal lagi. Aku pengen kamu berhenti bekerja ditempat itu Mir. Aku akan mencintai anakmu seperti aku mencintaimu Mir. Aku berjanji Mir, gak akan pernah ada lagi orang yang akan menyakitimu dan keluargamu..”

Tiba-tiba aku terbayang sosok Anjas. Anak yang terlahir karena perbuatan keji orang-orang biadab. Anak yang sempat kubenci, namun kini begitu ku cintai. Oh, aku merasa bingung. Aku tak tahu harus bagaimana menghadapi keadaan ini.  Perasaanku bergejolak. Kata-kata Bayu sungguh meyakinkan. Tapi apakah aku harus mempercayainya? Aku takut, aku sungguh takut. Ada sedikit rasa bahagia dihati ini. Ada sedikit rindu yang menyesakkan, rindu akan Bayu. Akan tetapi rasa takut yang menyelimuti jiwaku memaksaku untuk menolak perasaan itu.

Tiba-tiba Bayu mendekatkan wajahnya di hadapanku. Aku melihat matanya. Kupandangi dengan rasa benci sekaligus cinta.

“Aku mencintaimu Mir. Sangat mencintaimu..”kata Bayu

Berulang kali ia mengatakan hal itu. Tanpa kusadari, ada kelembutan menyentuh bibirku. Bayu menciumku. Entah mengapa aku hanya terdiam. Bahkan ketika Bayu memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Aku hanya terdiam. Dan ketika lidah kami saling bersentuhan, mataku terpejam. Ciuman yang telah lama hilang. Ciuman yang aku rindukan. Aku meladeni ciuman Bayu. Kumainkan lidahku dengan lidahnya. Cukup lama kami berciuman hingga kurasakan tangan Bayu mulai masuk kedalam bajuku. Sesaat, ada kenikmatan yang menyelimuti tubuhku ketika jari bayu mulai mengelus putingku yang sudah mengeras. Aku merasakan rangsangan yang sungguh hebat, yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Tapi aku segera tersadar. Ku tepis tangan Bayu dan mendorong tubuhnya. Aku sungguh marah. Bagaimana mungkin ia memanfaatkan situasi seperti ini.

“Kamu sama seperti lelaki bajingan lain yang hanya ingin menikmati tubuhku!!”kataku sambil mendorong tubuhnya.

“Mir, maafkan aku Mir. Aku gak bermaksud seperti itu Mir.”Bayu mencoba meminta maaf.

“Cukup!! Aku gak butuh permintaan maaf dari kamu. Aku gak butuh permintaan maaf dari keluargamu. Aku sudah bahagia dengan keadaanku sekarang. Aku ga butuh kamu!!”

Kuambil Hp dari dalam tasku. Aku menghubungi operator taxi. Bayu mencoba untuk mencegahku. Tapi kugagalkan rencananya. Kubuka pintu mobil dan beranjak keluar. Bayu mengikutiku. Ia berusaha menahanku agar tidak pergi

“Mir. Denger penjelasanku dulu Mir..”Kata Bayu sambil terus berusaha meraih tanganku

Tapi aku terus berjalan menjauh darinya. Beberapa orang yang kebetulan ada di sana melihat kami. Tapi aku tak peduli. Tak berapa lama, taxi yang aku pesan datang. Aku langsung membuka pintu dan menyuruh sopir untuk segera jalan. Bayu berlari mengejar sambil memanggil namaku. Hpku berbunyi, Bayu menelponku, tapi kuabaikan. Segera kumatikan Hp agar Bayu tidak bisa menghubungiku. Sopir taxi mungkin merasa heran dan bertanya-tanya. Apalagi ia melihatku menangis di kursi belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun