“Kalau seperti itu, ntar kamu di tinggalin loh Mir…” kata ibu..
“Dia Cuma temen biasa kok bu. Oh iya bu, Njas mana?” Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Anjas di rumah mbah Karti, main sama Aldo.” Jawab ibu.
“Oh, mbak Dina masih di sini ya Bu? Mirna pikir sudah balik ke Semarang..” ujarku
“Dina sudah balik ke Semarang kemarin. Dia kerja. Aldo kan masih libur, jadi Aldo tinggal di Jogja. Lagipula, ayahnya kan di sini juga Mir.” Ibu menjawab pertanyaanku dengan lembut.
“ Ya sudah. Mirna jalan dulu ya bu..” Ku raih tangan ibuku dan menciumnya.
“Kapan-kapan, di ajak kemari ya. Kenalin ke Ibu..” Kata ibu pelan..
“Tunggu waktu yang tepat bu…” Jawabku seadanya..
“Ya sudah, hati-hati ya nduk…”
Sepanjang perjalanan, aku terus memikirkan perkataan ibu. Ah, tapi siapa? Setelah mengetahui kebusukkan Om Jerry, Aku tentu tak ingin menikah dengan seseorang yang tidak benar-benar mencintaiku. Apalagi, seperti kata ibu, aku telah mempunyai seorang anak. Anak dari entah pria mana. Aku tak ingin menikahi pria yang hanya mencintaiku, tapi tak mencintai keluargaku. Aku juga tak ingin menikahi pria yang tak menerimaku apa adanya. Pria yang hanya tertarik dengan keindahan tubuhku.
**