Mohon tunggu...
Try Kusumojati
Try Kusumojati Mohon Tunggu... -

selalu ingin tahu lebih

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mirna dan Dosa (Rahasia Bayu)

2 Maret 2011   08:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:08 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Berantem ama cowoknya ya mba?”tanya sopir taxi mencoba ramah.

Aku hanya diam, tidak menjawab. Dadaku sesak, sangat sesak. Aku hanya bisa menangis. Menangisi nasibku. Tadinya aku sempat berharap Bayu akan benar-benar kembali. Setelah mengetahui kebusukkan Om Jerry, hanya Bayu-lah satu-satunya harapan bagiku, harapan bagi Njas untuk mempunyai seorang ayah. Tapi aku semakin tidak yakin setelah perbuatannya tadi. Aku sungguh muak. Aku memang seorang pelacur, tapi aku tak seburuk itu. Setidaknya untuk Bayu. Aku tak ingin dia hanya memanfaatkanku sebagai seorang pelacur. Kalau seperti itu, dia tak ada bedanya dengan para lelaki hidung belang yang hanya ingin menikmati tubuhku. Terbayang perkataan Ibu tadi sore. Maaf ibu, aku belum bisa memenuhi permintaanmu.

sebelumnye..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun