Mohon tunggu...
TRIYANTO
TRIYANTO Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa_Universitas Mercubuana

NIM: 55522120004 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2_Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan

15 Juni 2024   16:31 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:03 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gambar dari Prof Apolo

Menurut seuah buku yang berjudul Baboning Pepak Basa Jawa karya Budi Anwari (2020), dijelaskan bahwa asal usul dari aksara hanacaraka yaitu dibuat oleh seseorang yang bernama Ajisaka, beliau merupakan penguasa Kerajaan Medang Kamulan yang memiliki dua abdi setia yang bernama Dora dan Sembada.

Suatu hari, Ajisaka mengutus abdinya yang  bernama Dora untuk menemui Sembada dan membawa pusakanya. Namun, Sembada menolak ajakanya  karena sesuai dengan perintah Ajisaka sebelumnya bahwa Ajisaka tidak memperbolehkan siapapun untuk membawa pusaka tersebut selain Ajisaka sendiri yang membawanya.

Akhirnya, kedua abdi Ajisaka tersebut menaruh rasa saling curiga bahwa masing-masing dari mereka berniat untuk mencuri pusaka itu. Karena kesalahpahaman tersebut maka membuat keduanya bertarung hingga meninggal. Kemudian karena kejadian itu Ajisaka membuat puisi yang dikenal dengan hanacaraka atau aksara Jawa.

Untuk mengenang keduanya, maka Aji Saka mengabadikannya­ dalam sebuah Aksara/Huruf :

Ha – Na – Ca – Ra – Ka ꦲꦤꦕꦫꦏ  (Ono utusan artinya Ada utusan)

Da - Ta - Sa - Wa - La ꦢꦠꦱꦮꦭ (Padha kekerengan artinya Saling berkelahi)

Pa – Dha – Ja - Ya - Nya ꦥꦝꦗꦪꦚ  (Padha digdayane artinya Sama-sama saktinya)

Ma – Ga - Ba - Tha - Nga ꦩꦒꦧꦛꦔ (Padha nyunggi bathange artinya Saling berpangku saat meninggal)

Terlepas dari cerita asal usul Aksara Jawa diatas jika kita mampu mengkaji lebih dalam lagi, ternyata tersimpan ajaran budi pekerti dan nilai filosofis ajaran luhur kehidupan yang tinggi

Ha ꦲ ( Hana hurip wening suci ) artinya yaitu adanya kehidupan merupakan kehendak dari yang Maha Suci

Na ꦤ ( Nur candra, gaib candra, warsitaning candra ) artinya adalah Pengharapan manusia hanya selalu kepada sinar Ilahi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun