Tarik nafas dan buang.
Semua ada jalan keluar jika pikiran fokus dan tenang. Kucari informasi tentang rute perjalanan KRL yang saat ini kunaiki lewat gawaiku. Dan benar saja, ada informasi yang kubutuhkan.
Begitulah manusia, punya gawai yang berlabel smart tapi penggunanya butuh latihan mental supaya lebih smart.
Setelah mempelajari peta rute, betapa leganya hatiku. Rute yang dilalui KRL yang kunaiki masih melewati stasiun transit. Maka kuputuskan untuk turun di Stasiun Citayam dan menunggu KRL berikutnya dengan tujuan akhir Stasiun Bogor. Sepanjang perjalanan di KRL tak pernah kulewatkan setiap informasi yang disampaikan lewat pengeras suara.
Ohya, mengingat saat itu masih suasana libur, KRL yang kunaiki sangat ramai penumpang. Dari ibu-ibu yang suka senderan di punggung sampai yang bau ketek juga ada. Belum lagi segelintir anak muda yang tak henti-hentinya mengobrol dan tertawa keras di sepanjang perjalanan.
Apakah membuatku kapok naik KRL? Hingga artikel ini dibuat, belum ada tanda-tanda kapok naik KRL.
Singkat cerita, sampailah di Stasiun Bogor.
Kuputuskan sejenak untuk berhenti di mini market terdekat untuk membeli minuman sebelum ke Surya Kencana.
Apa itu Surya Kencana?
Bagi yang belum pernah kesana, Surya Kencana (Pecinan) merupakan salah satu surga kuliner legend di kota Bogor. Mulai dari makanan khas hingga kuliner yang hype juga tersedia. Tapi saranku sih, coba kuliner legend saja disitu karena kuliner yang hype biasanya gampang ditemukan dimana-mana.
Dari Stasiun Bogor ke Surya Kencana (Soto Kuning Agih) memakan waktu sekitar 45 menit berjalan kaki. Kuniatkan demi membakar tabungan lemak menahun yang betah nongkrong di perutku. Jika selama ini cardionya di gym, mumpung ke Bogor maka cardionya dengan jalan kaki di sepanjang jalanan arteri kota Bogor. Senang sekali banyak pohon dan trotoarnya lumayan lebar. Berbekal bucket hat anti sinar matahari (tapi tidak anti panas), kubulatkan tekad bahwa semua bisa dilalui.