Mohon tunggu...
tri samini
tri samini Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Karangdowo

Hobi saya membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif

22 Desember 2022   07:27 Diperbarui: 22 Desember 2022   07:35 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Tri Samini,S.Kom.,M.Pd

Unit Kerja : SMA Negeri 1 Karangdowo, Klaten.

Calon Guru penggerak Angkatan 7

Alhamdulillahirobil'alamiin saya dapat mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif. Pada tugas koneksi antar materi modul 1.4 langkah awal yang harus dilakukan adalah membuat  kesimpulan mengenai peran saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep -- konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), Posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitanya dengan materi belumnya yaitu Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak serta visi guru penggarak. 

Kesimpulan saya adalah Budaya positif sangat diperlukan dalam mendukung lancarnya proses Kegiatan Belajar Mengajar. Jika budaya positif sudah tercipta  dan dilaksanakan dengan baik maka akan tercipta proses pembelajaran yang lancar. 

Peran guru penggerak dalam mewujudkan budaya positif adalah sebagai pemimpin pembelajaran dalam mewujudkan  budaya positif di kelas, Menjadi pemrakarsa perumusana visi sekolah yang berpihak kepada siswa dan berorientasi untuk mewujudkan budaya positif, Memastikan visi sekolah yang disusun jelas dan terukur melalui paradigma inkuiri apresiatif, Menjadi motor penggerak pelaksanaan program sekolah dalam mewujudkan budaya positif sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. 

Selain itu peran saya yang lain dalam penerapan budaya positif adalah berusaha untuk menciptakan disiplin positif untuk seluruh warga sekolah agar tercipta peraturan yang diyakini oleh seluruh warga sekolah tanpa  ada paksaan dari siapapun. Saya berusaha untuk menerapkan posisi kontrol sebagai manager. 

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Disiplin positif adalah unsur utama dalam terwujudnya budaya positif, Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan motivasi yang ketiga kepada murid kita yaitu menjadi orang yang diiinginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai -- nilai yang mereka percaya

Teori motivasi perilaku manusia ada 3 hal yaitu menghindari hukuman atau ketidaknyamanan, untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, dan untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai -- nilai yang mereka percaya. 

Ketika murid -- murid kita memiliki motivasi tersebut maka mereka telah memiliki motivasi instrinsik yang dampaknya adalah jangka panjang, motivasi yang tidak akan terpengaruh oleh hukuman atau hadiah

Posisi kontrol terbagi atas 5 posisi yaitu guru sebagai penghukum, pembuat merasa bersalah, sebagai teman, pemantau dan sebagai manager. Dalam hal ini  guru berada pada posisi kontrol manager.

Kebutuhan dasar manusia adalah bertahan hidup, cinta dan kasih sayang rasa diterima, kebebasan, kesenangan dan penguasaan. Agar dapat mengetahui permasalah pada anak maka seorang guru harus benar- benar paham tentang kebutuhan dasar tersebut.

Keyakinan kelas adalah ketetapan yang telah disepakati dan diyakini serta telah dijelaskan konsekuensi yang diterima jika keyakinan kelas tersebut dilanggar. 

Keyakinan kelas dibentuk untuk menciptakan disiplin positif dari diri siswa sehingga siswa mempunyai kesadaran yang muncul dari dalam dirinya untuk melaksanakan keyakinan kelas tersebut. 

Jika siswa melanggar keyakinan kelas maka perlu ada komunikasi yang baik antara guru dan siswa dan mengatasi masalah tersebut dengan segitiga restitusi. 

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi siswa untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali kekelompoknya dengan karakter yang kuat (Gossen, 2004). 

Restitusi membantu murid menjadi lebih mempunyai tujuan, disiplin positif dan memulihkan dirinya setelah berbuat kesalahan. Sedangkan tahapan -- tahapan  segitiga restitusi yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan.

Hal -- hal yang menarik saya dan diluar dugaan adalah dapat memahami pentingnya membangun motivasi instrinsik pada murid, memahami perbedaan antar hukuman dan konsekuensi serta mendapatkan alternatif tindakan berupa restitusi, memahami lima posisi kontrol dalam penerapan disiplin positif, memahami dan memiliki pengalaman menerapkan segitiga restitusi sebagai upaya mewujudkan budaya positif. 

Setelah saya menerapkan segitiga restitusi, siswa lebih bebas bercerita mengungkapkan alasannya berbuat salah, kenapa dia melakukan kesalahan itu, sehingga kita dapat mencari solusi bersama -- sama untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Dalam menciptakan budaya positif harus melibatkan murid mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya. Dengan demikian dapat terwujud kelas maupun sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan dalam mewujudkan keyakinan kelas demi terwujudnya budaya positif.

Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Pengalaman saya selama ini saya sudah mulai membuat kesepakatan kelas diawal tahun pelajaran . Namun sekolah memmpunyai tata tertib tersendiri yang harus ditegakkan kemudian ada sanksi jika murid ada yang melanggar.

Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Secara pribadi saya merasa senang karena telah merintis kepakatan kelas diawal tahun pelajaran sehingga tinggal menerapkan restitusi dalam menegakkan budaya positif. Namun saya merasa bingung ketika dihadapkan dengan tata tertib sekolah  yang ada sanksinya.Saya bingung bagaimana cara menggeser penerapan budaya postif melalui tata tertib sekolah.

Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Menurut saya hal yang sudah baik adalah merintis kesepakatan kelas diawal tahun pelajaran, Hal yang perlu diperbaiki adalah penerapan restitusi dalam menegakkan disiplin positif di kelas maupun di sekolah.

Sebelum mempelajari modul ini, ketika dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering anda pakai, dan bagaimana perasaan anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang anda pakai dan bagimana perasaan anda sekarang? Apa perbedaanya?

Saya sering memposisikan diri sebagai penghukum dimana setiap anak yang melakukan kesalahan akan saya beri sanksi atau hukuman dengan tujuan anak akan jera dan tidak akan melakukan kesalahan lagi.

Setelah mempelajari modul ini saya akan memposisikan diri sebagai manager. Diposisi manager saya akan memberikan kepsempatan kepada murid untuk memperbaiki diri serta menemukan solusi atas permasalahnya sendiri

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga

Disini saya juga belum menerapkan segitiga restitusi secara penuh ketika menghadapi permasalahan murid.

Restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya tahab mana yang Anda praktekkan dan bagaimana anda mempraktekkannya?

Saya baru melaksanakan tahab validasi tindakan yang salah, tanpa terlebih dahulu menstabilkan identitas, juga tidak melaksanakan tahap menanyakan keyakinan kelas atau sekolah. Tahab validasi tindakan yang salah yang saya lakukan dengan menanyakan alasan mengapa anak melakukan kesalahan tersebut.

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Selain konsep -- konsep yang disampaikan dalam modul ini sudah lengkap dan menurut saya cukup efektif dalam proses menciptakan budaya positif baik dilingkungan kelas maupun lingkungan sekolah. 

Perlu penyebaran pemahaman modul ini sehingga setiap warga sekolah dapat bersama -- sama mewujudkan budaya positif. Kolaborasi warga sekolah dalam mewujudkan nilai -- nilai kebajikan universal diperlukan agar dapat membangun budaya positif di sekolah.

Sekian dan terima kasih.

Salam guru penggerak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun