Posisi kontrol terbagi atas 5 posisi yaitu guru sebagai penghukum, pembuat merasa bersalah, sebagai teman, pemantau dan sebagai manager. Dalam hal ini  guru berada pada posisi kontrol manager.
Kebutuhan dasar manusia adalah bertahan hidup, cinta dan kasih sayang rasa diterima, kebebasan, kesenangan dan penguasaan. Agar dapat mengetahui permasalah pada anak maka seorang guru harus benar- benar paham tentang kebutuhan dasar tersebut.
Keyakinan kelas adalah ketetapan yang telah disepakati dan diyakini serta telah dijelaskan konsekuensi yang diterima jika keyakinan kelas tersebut dilanggar.Â
Keyakinan kelas dibentuk untuk menciptakan disiplin positif dari diri siswa sehingga siswa mempunyai kesadaran yang muncul dari dalam dirinya untuk melaksanakan keyakinan kelas tersebut.Â
Jika siswa melanggar keyakinan kelas maka perlu ada komunikasi yang baik antara guru dan siswa dan mengatasi masalah tersebut dengan segitiga restitusi.Â
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi siswa untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali kekelompoknya dengan karakter yang kuat (Gossen, 2004).Â
Restitusi membantu murid menjadi lebih mempunyai tujuan, disiplin positif dan memulihkan dirinya setelah berbuat kesalahan. Sedangkan tahapan -- tahapan  segitiga restitusi yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan.
Hal -- hal yang menarik saya dan diluar dugaan adalah dapat memahami pentingnya membangun motivasi instrinsik pada murid, memahami perbedaan antar hukuman dan konsekuensi serta mendapatkan alternatif tindakan berupa restitusi, memahami lima posisi kontrol dalam penerapan disiplin positif, memahami dan memiliki pengalaman menerapkan segitiga restitusi sebagai upaya mewujudkan budaya positif.Â
Setelah saya menerapkan segitiga restitusi, siswa lebih bebas bercerita mengungkapkan alasannya berbuat salah, kenapa dia melakukan kesalahan itu, sehingga kita dapat mencari solusi bersama -- sama untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Dalam menciptakan budaya positif harus melibatkan murid mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya. Dengan demikian dapat terwujud kelas maupun sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan dalam mewujudkan keyakinan kelas demi terwujudnya budaya positif.