"Menurutku tuh bahan yg dtimbulkan pilox tuh bahaya banget ya,bisa ngrusak kulit dan ngrusak ozon." Â Seperti yang disampaikan oleh Adib mahasiwa Desain Art Universitas Sebelas Maret ini. Adib juga bercerita "aku klo ngebomb tuh pake cat tembok trus, udah murah, hemat, hasilnya juga ga jauh beda ma pilox,dan aku juga ga ngrusak lingkungan sekitar. Aku juga pake pilox tapi dikit, pilox clear yang gunanya buat finishing agar cat tembok warnanya bisa mengkilat."ungkapnya.Â
Para bomber juga harus  memakai masker saat menjalankan  aksinya, agar tidak mengirup gas yang beracun itu. Untungnya, menurut Aris cat jaman sekarang telah free dari bahan-bahan berbahaya. Jadi dengan menggunakan cat yang telah ramah lingkungan, kita ikut dalam menjaga kelestarian hidup dimuka bumi ini.
Graffiti sampai kapan pun mungkin bakal jadi kontroversi. Di satu pihak bakal bilang kalau graffiti itu perbuatan vandalisme, tapi pihak yang lain mengartikan seni, kebebasan berekspresi.
Lain halnya di Yogyakarta, yang setiap seniman bebas berkarya, pihak pemerintah pun nggak perlu repot-repot ngejar-ngejar seniman yang bandel. Karya yang nggak bikin sakit mata, lebih-lebih sakit hati, tentu bakal diapresiasi dengan baik oleh masyarakat.
Semoga saja di kota besar lainnya dapat mencontoh kebijakan pemerintah Yogyakarta yang menyediakan tempat untuk para seniman menampilkan karyanya dan dapat memperindah kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H