Mohon tunggu...
SINTA SANTISALINDRI
SINTA SANTISALINDRI Mohon Tunggu... Guru - Wanita karir yang juga menjadi ibu rumah tangga

Ibu dari seorang gadis kecil yang ingin tahu banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Graffiti, Ungkapan Jiwa yang Memperindah Kota

21 Januari 2020   09:15 Diperbarui: 21 Januari 2020   09:24 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menurutku tuh bahan yg dtimbulkan pilox tuh bahaya banget ya,bisa ngrusak kulit dan ngrusak ozon."  Seperti yang disampaikan oleh Adib mahasiwa Desain Art Universitas Sebelas Maret ini. Adib juga bercerita "aku klo ngebomb tuh pake cat tembok trus, udah murah, hemat, hasilnya juga ga jauh beda ma pilox,dan aku juga ga ngrusak lingkungan sekitar. Aku juga pake pilox tapi dikit, pilox clear yang gunanya buat finishing agar cat tembok warnanya bisa mengkilat."ungkapnya. 

Para bomber juga harus  memakai masker saat menjalankan  aksinya, agar tidak mengirup gas yang beracun itu. Untungnya, menurut Aris cat jaman sekarang telah free dari bahan-bahan berbahaya. Jadi dengan menggunakan cat yang telah ramah lingkungan, kita ikut dalam menjaga kelestarian hidup dimuka bumi ini.

Graffiti sampai kapan pun mungkin bakal jadi kontroversi. Di satu pihak bakal bilang kalau graffiti itu perbuatan vandalisme, tapi pihak yang lain mengartikan seni, kebebasan berekspresi.

Lain halnya di Yogyakarta, yang setiap seniman bebas berkarya, pihak pemerintah pun nggak perlu repot-repot ngejar-ngejar seniman yang bandel. Karya yang nggak bikin sakit mata, lebih-lebih sakit hati, tentu bakal diapresiasi dengan baik oleh masyarakat.

Semoga saja di kota besar lainnya dapat mencontoh kebijakan pemerintah Yogyakarta yang menyediakan tempat untuk para seniman menampilkan karyanya dan dapat memperindah kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun