Jadi alangkah baiknya jika graffiti dan mural dibuat dengan sederhana sehingga dapat dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat dalam waktu sekejab. Seperti yang diungkapkan Pak Samuel, " graffiti yang menarik adalah graffiti yang menyuarakan sesuatu, ruangnya pas sehingga ruang yang kumuh dibuat full colour, menambah nilai ruang, menyampaikan gagasan yang unik, pesan-pesan politik, sosial dan lain-lain." ungkapnya.Â
Hal ini didukung oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta yang membuat program muralisasi kota dengan tujuan menambah keindahan kota. Bahkan bapak walikota sangat tertarik dengan mural. Dia ingin kota Jogja diperindah dengan mural seperti yang beliau lihat saat jalan-jalan ke Jerman.
Pak Andre Tanaman juga memiliki pandangan yang sama tentang graffiti, "graffiti menjadi penyaluran bakat jika graffiti dilaksanakan dengan koordinasi, dapat dipastikan bahwa masalah estetika sudah diperhatikan, salah satu mural yang kita temui di daerah Lempuyangan ada yang unik karena menggambarkan salah satu sosok pewayangan yang sangat familiar di kota Yogyakarta yang masih sangat kental budaya jawa ini. Jadi walaupun graffiti dan mural itu berasal dari budaya luar, asalkan dapat disesuaikan dengan budaya lokal.Â
Graffiti dan mural akan dapat diterima oleh masyarakat. Dengan kata lain mural dapat juga digunakan untuk memperkenalkan sebuah kebudayaan kepada masyarakat sekitar.Â
Pada akhir-akhir ini graffiti dan mural dipakai untuk ajang bisnis. Seperti pembuatan graffiti atau mural untuk memperindah kafe, Distro (Distribution Store) ataupun untuk menyampaikan sebuah pengumuman event oleh sponsor.Â
Ada juga yang membuat graffiti di atas media lain dengan tujuan komersial antara lain sepatu, tas, skateboard, dan kaos. Sehingga graffiti bukan hanya ajang untuk sarana penyampaian kreatifitas, melainkan juga untuk menambah uang saku.
Sedangkan dampak negatif dari sebuah graffiti adalah seperti yang telah diungkapkan diatas. Graffiti hanya mampu merusak pemandangan jika di letakkan ditempat yang tidak sesuai dengan keaadaan lingkungannya. Contohnya gambar-gambar vulgar yang tidak sesuai dengan budaya kita yang kental dengan adat Jawanya. Bahkan pada akhir-akhir ini kita juga sering melihat gambar-gambar yang mengandung kampanye sebuah partai.Â
Apalagi jika ada tindakan menumpuk sebuah karya komunitas tertentu yang dilakukan oleh komunitas yang lain. Ini justru akan menyebabkan sebuah konflik panjang antar komunitas.Â
Jadi alangkah baiknya jika setiap komunitas itu menjalin komunikasi yang baik  dan saling menghargai karya masing-masing agar tidak timbul konflik. Sehingga mampu menghasilkan karya yang lebih baik dengan penuh rasa kedamaian.
Lalu bagaimana dengan alat-alat yang digunakan untuk membuat graffiti dan mural itu?
Para bomber dalam membuat graffiti ataupun mural itu selalu memakai spray paint atau yang dikenal dengan istilah pilox ini. Padahal setiap satu kali ngebomb membutuhkan lebih kurang tujuh kaleng cat semprot. Dan kita juga tahu kandungan yang terdapat pada spray paint dapat merusak lapisan ozon belum juga jika terkena kulit atau terhirup oleh kita.Â