Mohon tunggu...
Tri Lego Indah Fitrianingsih
Tri Lego Indah Fitrianingsih Mohon Tunggu... pengajar -

MamahMuda yang suka ngeblog || Anggota @tapisblogger || volunteer @rumahpermata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sri Sang Pustakawan

21 Mei 2012   20:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:00 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lima ratus dua puluh enam ribu rupiah.” Gumamku bangga sambil kumasukkan lembaran-lembaran kumal rupiah itu di dompet kuno milikku.

Diam-diam aku sering “mencuri-curi” membaca buku koleksi Jacob, putra bungsu Nyonya Nimas yang sangat gemar membaca. Kebiasaan yang jauh berbeda dengan kedua saudaranya yang lain, Yohana yang hanya gemar shopping di mall, dan Lonyenk yang hobi clubbing di diskotik. Aktivitas pencurian ilmu lewat membaca buku ini aku lakukan setiap kali aku membereskan kamar Jacob.

***

Langkahku semakin mantap, memilah-milih buku yang akan menjadi koleksiku. Hari ini untuk kesekian kalinya aku berburu buku recyle di toko loak. Lumayan dapat harga lebih murah dan tentunya dapat membawa pulang buku lebih banyak.

Rasanya puas ketika kutatap rak di pojok kamarku yang sangat sempit. Kini rak kayu itu sudah hampir penuh dengan koleksi buku-bukuku. Belum sampai aku melahap habis buku-buku perburuanku, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar.

“Sri, coba keluar sebentar, saya ingin bicara padamu.” Suara Nyonya Nimas terdengar cukup jelas di balik pintu.

“Ya, sebentar Nyonya.”  Tergopoh-gopoh aku menjawab sembari membukakan pintu.

Ternyata, Tuan Aksan, suami nyonya Nimas yang merupakan orang pejabat pemerintahan, dipindahtugaskan ke Jogja. Sehingga Nyonya Nimas sekeluarga akan segera pindah kesana. Butiknya yang di Jakarta sudah disewakan kepada Yessica, keponakannya yang akan melanjutkan usahanya itu. Sedangkan Nyonya Nimas, akan membuka cabang setibanya di Jogja nanti. Sehingga secara tidak langsung aku akan kehilangan pekerjaanku. Sebenarnya, bisa saja aku ikut nyonya Nimas lagi ke Jogja atau membantu Yessica di butik. Namun sepertinya, aku tak berani mengutarakan itu kepada Nyonya Nimas. Dengan berat hati, aku mengemasi semua barang-barangku. Karena esok pagi keluarga Nyonya Nimas akan berangkat ke Jogja.

***

Hari ini aku memulai kehidupan baruku di desa. Tempat yang penuh dengan berbagai cerita masa kecilku. Aku berpikir keras bagaimana aku bisa menyambung hidupku.

Aku tersenyum nakal ketika selintas ide muncul tiba-tiba di otakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun