Menurut Kasmir (2019:106), rasio keuangan dapat dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu (Roudhotul Badriah 2021) :
1. Rasio Likuiditas : Menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
2. Rasio Solvabilitas : Digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva suatu perusahaan dibiayai dengan hutang.
3. Rasio Aktivitas : Mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas : Menilai keuntungan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
5. Rasio Pertumbuhan : Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonomi atau pertumbuhan bisnisnya.
6. Rasio Penilaian : Memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usaha agar dapat dijual dengan harga lebih tinggi dari pada biaya investasinya.
2.1.3 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan salah satu komponen krusial dalam analisis keuangan perusahaan yang berfungsi untuk mengukur sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini memberikan pandangan mendalam mengenai struktur modal perusahaan, yakni proporsi antara ekuitas dan utang yang dimiliki, serta seberapa besar tingkat penggunaan utang dalam pembiayaan operasionalnya. Rasio solvabilitas juga berfungsi sebagai indikator penting dalam menilai risiko keuangan yang dihadapi perusahaan, termasuk kemampuan perusahaan untuk mengelola beban utang dan kewajiban jangka panjang.
Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang sehat umumnya menunjukkan kestabilan dan kekuatan finansial yang lebih baik, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuannya dalam mengakses sumber pendanaan eksternal. Hal ini dapat mencakup kemampuan untuk mendapatkan kredit atau pinjaman dari lembaga keuangan dengan syarat yang lebih menguntungkan atau melakukan negosiasi yang lebih baik dengan kreditor dan investor. Selain itu, perusahaan dengan rasio solvabilitas yang baik juga dapat lebih mudah melakukan investasi dalam proyek-proyek baru yang potensial menguntungkan, karena mereka dianggap lebih stabil dan kurang berisiko oleh pihak-pihak yang memberikan modal.
Sebaliknya, perusahaan dengan rasio solvabilitas yang buruk akan menghadapi sejumlah tantangan dan risiko. Perusahaan mungkin akan kesulitan dalam memperoleh pembiayaan eksternal dan mungkin dikenakan syarat pinjaman yang lebih ketat atau biaya yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah cenderung berada dalam posisi yang lebih rentan terhadap fluktuasi ekonomi dan pasar, yang dapat memperbesar risiko kebangkrutan. Oleh karena itu, analisis rasio solvabilitas tidak hanya penting dalam konteks evaluasi kinerja keuangan, tetapi juga dalam perencanaan strategis jangka panjang. Manajemen perusahaan harus secara rutin memantau dan mengevaluasi rasio ini untuk mengelola struktur modal dengan efektif, merumuskan keputusan strategis yang selaras dengan profil risiko perusahaan, serta memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
2.1.3.1 Pengertian Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Menurut Kasmir (2019), rasio solvabilitas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang. Penggunaan utang yang berlebihan dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki utang dalam jumlah yang terlalu banyak akan menghadapi kesulitan dalam mengurangi atau menghilangkan beban utangnya (Nur'Aini 2020).