Mohon tunggu...
Tri Indriyani
Tri Indriyani Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mahasiswa Akuntansi dengan pengalaman kerja pada bidang administrasi, manajemen keuangan, dan manajemen inventaris. Memiliki kemampuan dalam manajemen dokumentasi keuangan seperti faktur, invoice, dan surat penawaran, mampu mengelola proses pembayaran dengan pihak vendor, supplier, atau pemasok barang, dan menyusun laporan arus kas baik secara harian, mingguan, atau bulanan melalui Microsoft Excel. Selain daripada itu, memiliki kemampuan interpersonal yang baik seperti komunikasi dan kerja sama. Saat ini memiliki keinginan untuk kembali mengembangkan kemampuan administrasi dan manajemen keuangan di lingkup profesional.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Pengaruh Rasio Solvabilitas dan Rasio Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan

24 Oktober 2024   14:02 Diperbarui: 24 Oktober 2024   14:24 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menurut Hutabarat (2020), tujuan dari penilaian kinerja keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut (Paulus A Sihombing 2021):

  • Untuk menilai tingkat rentabilitas atau profitabilitas perusahaan.  Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.
  • Untuk mengevaluasi tingkat likuiditas perusahaan. Evaluasi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan dalam waktu yang singkat.
  • Untuk menilai tingkat solvabilitas perusahaan.  Hal ini mencakup kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, jika perusahaan harus dilikuidasi.
  • Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha perusahaan. Evaluasi ini mencakup kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya, termasuk pembayaran dividen kepada para pemegang saham, secara tepat waktu.

2.1.1.3 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan

Manfaat dari penilaian laporan keuangan adalah nilai yang didapat dari analisis dan interpretasi terhadap informasi yang terdapat di dalamnya.  Laporan keuangan tidak hanya sekadar mencatat transaksi keuangan sebuah perusahaan, tetapi juga menyediakan informasi yang penting dan bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan.  Bagi pihak internal, laporan keuangan memberikan pandangan yang jelas mengenai kinerja dan posisi keuangan perusahaan, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perencanaan strategis, pengambilan keputusan operasional, dan pengukuran pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2009), pengukuran kinerja keuangan melibatkan evaluasi terhadap kondisi keuangan perusahaan dari masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang (Hanafi, n.d.).  Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam kinerja keuangan perusahaan yang mungkin menyebabkan masalah di masa depan, serta untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang dapat diandalkan dari perusahaan tersebut.  Dengan menganalisis masa lalu dan saat ini, perusahaan dapat memperoleh wawasan yang mendalam tentang tren dan pola dalam kinerja keuangan mereka, yang dapat membantu dalam perencanaan strategis, mitigasi risiko, dan pengambilan keputusan yang lebih baik untuk masa depan.

2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan adalah segala sesuatu, baik yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) perusahaan, yang dapat berdampak pada kondisi keuangan dan operasional perusahaan. 

Menurut Fahmi (2017, hal. 242), faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan adalah ketepatan informasi yang disajikan.  Ketidakakuratan informasi dapat menyebabkan munculnya masalah baru atau bahkan memicu keputusan investor untuk menarik investasinya dan mencari peluang investasi di tempat lain yang lebih dianggap aman atau menguntungkan (NAPITU 2020).  Dalam konteks ini, integritas dan keandalan informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan sangat penting untuk memelihara kepercayaan pemangku kepentingan, seperti investor, kreditur, dan pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan. Kesalahan dalam informasi keuangan dapat mengganggu persepsi pasar terhadap perusahaan dan berpotensi merusak reputasi serta daya tarik investasinya.

Menurut Sujarweni (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut (Paulus A Sihombing 2021):

  • Pegawai, yang mencakup kemampuan individu dan kemajuan dalam pekerjaan.  Evaluasi terhadap kemampuan dan produktivitas pegawai dapat memengaruhi efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan, serta berpotensi mempengaruhi kinerja keuangan secara keseluruhan.
  • Pekerjaan, yang melibatkan desain pekerjaan, uraian tugas, dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tersebut. Pengaturan yang tepat terhadap desain pekerjaan dan pengelolaan sumber daya dapat berdampak signifikan terhadap produktivitas dan kualitas hasil kerja, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
  • Mekanisme kerja, yang mencakup sistem, prosedur pendelegasian dan pengendalian, serta struktur organisasi. Efektivitas dari sistem dan prosedur yang diterapkan dalam perusahaan dapat mempengaruhi bagaimana operasi dan keputusan bisnis dijalankan, yang pada akhirnya berdampak pada kinerja keuangan.
  • Lingkungan kerja, yang mencakup faktor-faktor seperti lokasi dan kondisi kerja, iklim organisasi, dan komunikasi. Lingkungan kerja yang kondusif dapat meningkatkan motivasi, kolaborasi, dan kinerja individu maupun tim, yang secara langsung berkontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2.1.1.5 Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu proses analisis dan penilaian yang dilakukan terhadap kondisi dan pencapaian keuangan sebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu.  Proses ini melibatkan penggunaan indikator-indikator keuangan khusus yang dirancang untuk mengukur berbagai aspek dari keuangan perusahaan, seperti profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan efisiensi penggunaan modal. Dengan melakukan pengukuran kinerja keuangan secara teratur dan menyeluruh, perusahaan dapat memperoleh wawasan yang mendalam tentang kinerja operasional dan finansial mereka. Informasi yang diperoleh dari pengukuran ini tidak hanya membantu dalam pengambilan keputusan strategis yang lebih baik, tetapi juga memberikan dasar yang kuat untuk perencanaan jangka panjang serta untuk meningkatkan daya saing perusahaan di pasar yang kompetitif. Berikut adalah metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan :

1. Return on Equity (ROE)

Ardimas dan Wardoyo (2014) menjelaskan bahwa Return on Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur hubungan antara laba bersih dan total ekuitas. Semakin tinggi nilai ROE, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Dengan kata lain, Return on Equity (ROE) menunjukkan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan ekuitas pemegang saham untuk mencapai keuntungan. Menurut Sugiono dan Untung (2016), Return on Equity (ROE) juga berfungsi untuk menilai tingkat pengembalian dari keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan. Ini menjadi indikator penting bagi pemegang saham untuk menilai keberhasilan operasional bisnis (Shenurti, Erawati, and Nur Kholifah 2022). Rasio ini sering disebut sebagai Rentabilitas Modal Sendiri. Rumus untuk menghitung Return on Equity (ROE) adalah sebagai berikut:

 ROE = Laba setelah pajak / Total Ekuitas x 100%

2. Return on Asset (ROA)

Return on Assets (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki. Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang diperoleh perusahaan dari aktivitas operasionalnya. Semakin tinggi nilainya, semakin baik profitabilitas perusahaan, yang berarti perusahaan lebih efisien dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba. Menurut Juliana (2017), Return on Assets berfungsi sebagai indikator untuk menilai seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan total aktiva yang ada, setelah mengeluarkan biaya-biaya modal. Dari berbagai pandangan para ahli, dapat disimpulkan bahwa nilai Return on Assets yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan lebih efektif dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak (Sumarlin and Fauzi Ilyas 2021). Return on Assets merupakan alat yang penting bagi investor dan manajemen untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan serta efisiensi penggunaan aset yang dimiliki. Return on Assets dapat dihitung dengan rumus:

ROA = Laba setelah pajak / Total Aset x 100%

3. Net Profit Margin (NPM)

Menurut Diana (2018:62), Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari total penjualannya. Net Profit Margin (NPM) menunjukkan persentase pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap unit penjualan. Rasio ini memberikan informasi tentang berapa banyak laba bersih yang dihasilkan untuk setiap satu rupiah penjualan (Mursalin 2019). Semakin tinggi nilai NPM, semakin baik kinerja perusahaan, karena ini menunjukkan bahwa pemilik perusahaan memiliki posisi yang kuat dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Sebaliknya, jika nilai Net Profit Margin (NPM) rendah, hal ini dapat mengindikasikan bahwa penjualan perusahaan tidak memadai untuk menutupi biaya yang ada, sehingga menunjukkan potensi masalah dalam efisiensi operasional atau struktur biaya perusahaan. Net Profit Margin (NPM) menjadi alat penting bagi manajemen dan investor untuk menilai profitabilitas perusahaan dan efektivitas strategi penjualan yang diterapkan. Rumus untuk menghitung Net Profit Margin (NPM) adalah sebagai berikut:

NPM = Laba setelah pajak / Penjualan x 100%


Menurut Jumingan (2018, hal. 240), tahapan dalam pengukuran kinerja keuangan dapat diuraikan sebagai berikut (NAPITU 2020) :

1. Review data laporan

Tahap ini penting untuk memastikan bahwa data dalam laporan keuangan sudah cukup jelas dan mencakup semua informasi keuangan yang relevan.  Hal ini mencakup penerapan prosedur akuntansi dan metode penilaian yang tepat, sehingga analis dapat membandingkan dan mengevaluasi laporan keuangan secara akurat.

2. Menghitung

Pada tahap ini, berbagai metode dan teknik analisis digunakan untuk melakukan perhitungan yang diperlukan.  Metode yang dapat digunakan antara lain adalah perbandingan, persentase perkomponen, analisis rasio keuangan, dan lain sebagainya.

3. Membandingkan atau mengukur

Setelah melakukan perhitungan, langkah berikutnya adalah membandingkan atau mengukur hasil yang telah didapatkan. Tujuan dari langkah ini adalah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan, apakah sudah sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sebagainya.

4. Menginterpretasi

Langkah ini merupakan inti dari proses analisis, di mana hasil perbandingan atau pengukuran dikaitkan dengan kaidah teoritis yang berlaku. Interpretasi ini membantu dalam mengidentifikasi keberhasilan dan permasalahan yang mungkin dihadapi perusahaan dalam mengelola keuangan.

5. Penyusunan Solusi

Sebagai langkah terakhir, dengan memahami masalah keuangan yang teridentifikasi, perusahaan dapat merumuskan solusi yang tepat. Penyusunan solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja keuangan, mengatasi tantangan yang ada, dan memanfaatkan peluang yang tersedia.

2.1.2 Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah alat analisis yang digunakan untuk memperlihatkan hubungan atau perbandingan antara pos-pos tertentu dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Rasio-rasio ini berfungsi untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dengan menggunakan rasio keuangan, investor, manajemen, dan analis dapat mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang efisiensi operasional, tingkat utang, profitabilitas, dan berbagai aspek lain dari kesehatan keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan adalah kegiatan untuk mengevaluasi laporan keuangan dengan membandingkan berbagai akun yang terdapat di dalamnya, baik itu dalam neraca maupun laporan laba rugi (V. W. Sujarweni, 2017) (Paulus A Sihombing 2021).

Dengan menghitung dan menginterpretasikan berbagai rasio keuangan, manajemen dapat memperoleh wawasan yang mendalam tentang likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan efisiensi perusahaan. Rasio keuangan memberikan ukuran yang lebih objektif dan terstandarisasi dibandingkan dengan analisis angka-angka mentah dalam laporan keuangan. Analisis rasio bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan, mengukur kinerja keuangan, menilai profitabilitas, menguji efisiensi investasi, dan mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan.

Penggunaan rasio keuangan memungkinkan perbandingan yang lebih akurat antara perusahaan, baik secara internal maupun eksternal, serta membantu mengidentifikasi tren dan pola yang mungkin tidak terlihat dari angka-angka absolut. Pemahaman yang komprehensif tentang rasio keuangan sangat penting bagi pengambilan keputusan strategis, perencanaan keuangan, dan penilaian kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Analisis rasio keuangan memiliki keterbatasan seperti sifat interim dari laporan keuangan, perubahan standar nilai, kemungkinan perbedaan dalam nilai uang dari waktu ke waktu, dan ketidakmampuan untuk mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun