Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perpus Misterius

20 Desember 2024   05:09 Diperbarui: 20 Desember 2024   05:09 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Senyum manisnya menumpas segala kejengkelanku. Kelemahanku yang paling fatal, aku mudah terpesona oleh kecantikan. Apalagi gadis itu memang, terus terang, sangat menarik hati.

"Lidah bakar?" Mendadak hidungku mencium daging terbakar.

"Iya, belum pernah tahu kan? Mari silakan masuk, Mas!"

Gadis tinggi semampai berambut hitam panjang itu membawaku ke ruang makan. Mempersilakan agar aku duduk di sebuah kursi yang sepertinya sudah ia siapkan.

"Mbak Meta di rumah sendirian?"

"Sama suamiku. Dia masih bekerja di kampus. Pulangnya malam! Tunggu sebentar ya, Mas!"

"Kerja di kampus? Dosen?"

"Iya, tapi juga kepala perpus!"

'Kepala perpus kok bisa sekaya ini!' "Universitas apa, Mbak?"

Dari dapur ia menyebut nama kampusnya.

"Apakah Pak Doktor Dodit?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun