Oleh: Tri Handoyo
Aksi Kanjeng Wotwesi bisa terus memangsa banyak korban, tidak lain dan tidak bukan adalah karena dia berhasil membuat orang terbius oleh citra spiritualis agamis yang dia bangun.
Citra sebagai seorang ahli ceramah, banyak menyumbang untuk pembangunan tempat ibadah, dan berjiwa sosial tinggi. Setidaknya itu yang diyakini sebagian besar orang. Ditambah citra sebagai seorang pengusaha yang cerdas dalam mengelola bisnisnya, yang sukses dalam urusan dunia sekaligus urusan akhirat.
Kanjeng Wotewsi bersama para pengikutnya siang itu tiba di lokasi bencana. Mereka yang datang paling awal, untuk menyalurkan sumbangan kepada para korban. Lebih cepat dibanding tokoh agama dan tokoh masyarakat di lokasi bencana itu sendiri. Kabar burung tersebar bahwa Kanjeng Wotwesi tahu lebih dulu akan datangnya bencana. Konon ia dapat kabar dari langit.
Sebuah bencana tanah longsor dan banjir bandang melanda desa di lereng Gunung Argopuro, menghancurkan berberapa rumah dan menelan korban penghuninya.
"Kita buat dapur umum di sini sampai warga bisa kembali ke rumah mereka!" Sambil memberi arahan kepada para pengikutnya, beberapa kali Kanjeng Wotwesi tampak mengusap mata. "Mari kita bantu perbaiki rumah-rumah yang rusak!"
Apakah semua itu gratis? Tentu tidak. Ia sejatinya sedang mengincar calon korbannya, yakni Raden Ajeng Semi Rengganis, seorang janda yang menjadi penguasa wilayah lereng Gunung Argopuro.
Raden Semi dipercaya oleh masyarakat sebagai murid tunggal Dewi Rengganis. Sosok siluman yang bermukim di puncak Rengganis. Dewi Rengganis konon adalah salah satu murid kesayangan Nyi Roro Kidul.
Selain sebagai pendekar yang disegani di kawasan timur Jawa, Raden Semi atau biasa dipanggil Eyang Semi, juga dikenal sebagai pengusaha yang sangat kaya raya. Kekayaannya berasal dari perkebunan kopi yang dimilikinya.
Gunung Argopuro, berada pada posisi di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. Argopura merupakan puncak tertinggi dari pegunungan Iyang. Puncak yang menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki karena dikenal memiliki jalur pendakian terpanjang di Jawa, selain juga menjadi tempat favorit bagi para pertapa.